Nusa Dua, Otomania.com – Setiap kontes modifikasi bisa punya lembar skor penjurian yang berbeda. Sebab itu, para peserta wajib mengerti apa saja aturan mainnya biar bisa menentukan ramuan modifikasi yang pas untuk menang.
Lembar skor penjurian dibuat untuk membatasi sekaligus menentukan perubahan apa saja yang bakal mendapatkan poin penilaian. Nah, masalahnya sering kali pemodifikasi tidak bekerja menyesuaikan atau malah punya interpretasi berlebihan yang malah memicu kreativitas kurang tepat.
Misalnya, pada satu penjurian ada poin soal presentasi keseluruhan ketika mobil dipamerkan. Gara-gara itu pemodifikasi jadi berpikir kreatif hingga menambahkan ornamen-ornamen nyeleneh di sekitar mobil.
Contohnya terlihat di Autopro Festival yang digelar di Bali pada 20 – 21 Mei 2017. Ada pemodifikasi yang menambahkan banyak kapas putih di kolong mobil sampai menugaskan seseorang memakai kostum spiderman buat mendukung tema modifikasi.
“Biasanya sampai begitu buat mengejar poin display di kontes modifikasi. Apakah juri akan memberikan poin di situ? ya tergantung juri,” kata Andre Mulyadi, pendiri NMAA (National Modificator and Aftermarket Association), Sabtu (20/5/2017).
Andre menjelaskan lembar skor penilaian juga terkadang bikin pemodifikasi jadi salah kaprah. Ada banyak faktor penyebabnya, namun salah satu yang paling sering peserta tidak ikut technical meeting.
“Lembar skor itu kadang diinterpretasikan berbeda pada modifikasinya. Mereka jadi mengira sendiri. Makanya ada technical meeting, itu fungsinya untuk menyatukan pikiran dengan para juri, sekaligus mencari tahu modifikasi seperti apa yang diinginkan pada kontes,” urai Andre.
Bertanya pada juri sebelum kontes dimulai bisa jadi bahan masukan buat mencari letak modifikasi yang mendapat poin tertinggi. Andre mengatakan hasil diskusi itu yang jadi pegangan buat modifikasi biar tidak kehilangan arah.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR