Jakarta, Otomania – Bisnis aksesori mobil rupanya cukup sulit dijalani Honda Prospect Motor (HPM). Padahal, tujuan utama penjualannya biar konsumen punya pilihan barang asli ketimbang memakai aksesori aftermarket.
Ada beberapa kendala yang diungkap Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Purna Jual HPM, yaitu menjual aksesori sulit jika belum terpasang pada mobil, wiraniaga diler menawarkan aksesori lain, harga aksesori Honda lebih mahal, banyaknya pilihan produk aftermarket, dan kurang pedulinya konsumen memakai barang asli Honda atau bukan.
HPM sudah punya solusi buat mengatasi kesulitan konsumen membeli aksesori bila belum terpasang, yaitu melahirkan varian Prestige pada beberapa model yang pada dasarnya mengenakan akasesori Modulo. Strategi itu berhasil menjaring konsumen.
Paket aksesori sudah terpasang pada mobil lebih mudah dijual ketimbang terpisah. Menurut Jonfis, aksesori Honda yang dibeli satuan hanya laku saat pameran otomotif saja.
Di diler, penjualan aksesori Honda satuan juga kurang sukses. Alasannya, diler, lewat wiraniaga, berusaha menawarkan sesuai kebutuhan konsumen. Jadi bila ada yang meminta produk aftermarket ketimbang asli Honda, maka diler berusaha memenuhi.
“Kalau gimmick di wiraniaga jujur saja mereka jual produk aftermarket karena ada permintaan. Kami tidak memaksakan, kami sebenarnya melarang penggunaan barang-barang non genuine tapi kan selalu ada aturan monopoli,” ucap Jonfis di Tangerang, Kamis (20/4/2017).
Permintaan aksesori aftermarket dari konsumen paling besar karena alasan harganya lebih murah. Sementara itu konsumen juga dirasa tidak bermasalah pakai aksesori bukan asli.
“Kesadaran konsumen buat (aksesori) murah atau mahal enggak ada. Kalau yang palsu masalahnya kan dia buatnya pakai fiber bukan cast, jadi lebih berat, sehinigga konsumsi bahan bakar (lebih boros),” ucap Jonfis.
Meski sulit ada satu keberhasilan yang dicapai setelah HPM mengembangkan penjualan aksesori asli. Dikatakan Jonfis peredaran aksesori aftermarket mereda.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR