Jakarta, Otomania - Konsep rancang bangun boardtracker cukup mewabah di dunai kustom. Aliran ini pertama kali muncul pada era 1910 seiring transisi sepeda menjadi sepeda motor dalam lintasan balap veldrome.
Salah satu ciri identiknya ada disektor rangka bermodel rigid. Salah satu contohnya seperti karya Ariawan Wijaya dari Custom Concept Industries (CCI) yang merubah Yamaha XS650 lansiran 1972 menjadi boardtracker.
Hampir seluruh pengerjaan dilakukan secara handmade. Mulai dari sektor rangka, desain, detail, sampai akhirnya bisa terbentuk menjadi sebuah motor.
"Tingkat kesulitannya ada pada pembuatan semua sektor, karena ini benar-benar dari nol dan semua digarap ulang secara handmade. Kita hanya murni pakai mesin saja, tapi itu juga sudah dibenahi lagi," kata Ari saat dihubungi Otomania, Minggu (30/10/2016).
Untuk rangka dibuatnya sendiri mengunakan batangan besi yang dirangkai. Selain besi, bahan kuningan ikut digunakan sebagai materi untuk pembuatan bodi dan tangki, sedangkan alumunium dipilih untuk bahan membuat kedua tromol.
Suspensi depan hanya diganjal menggunakan springer, kaki-kaki dibuat lebih tinggi namun dengan profil ban yang tidak terlalu besar khas boardtracker. Uniknya, lebar piringan cakram dibuat sama dengan lebar keliling pelek, bahkan untuk footstep dan handgrip dibuat dari material kayu.
"Untuk bahan handmade kami mengabungkan semua unsur lokal. muali dari besi, kuningan, alumunium, kayu, dan kulit untuk bahan pelapis jok dan aksen pemanis lainnya," ucap Ari.
Menariknya, Ari tidak lupa mengentalkan nuansa etnik pada boardtracker-nya. Tematis seni khas Jawa dipilih dengan seni handcrave yang diukir langsung pada sektor blok mesin, tangki dan beberapa aksen lain yang mengambarkan kebesaran Candi Borobudur. Karena hal ini lah motor ini dijuluki dengan "Borotracker".
Terakhir tinggal urusan finishing. Sentuhan detail pemanis melalui permainan warna tembaga di beberapa sektor rangka dilakukan, hasilnya motor ini pun mirip layaknya sebuah kereta kencana.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR