Jakarta, Otomania — Daihatsu Sigra datang sebagai mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) berbasis MPV tujuh penumpang. Dengan akomodasi baris ketiga, Sigra mengejar Datsun Go+ Panca yang lebih dulu hadir menawarkan kapasitas lebih besar sebagai mobil LCGC.
Secara data, kelapangan Sigra jauh lebih unggul dari Datsun, baik dari baris pertama maupun ketiga. Lalu, bagaimana rasanya duduk di baris ketiga Sigra?
Otomania dan beberapa rekan wartawan sempat merasakan langsung menjadi penumpang di baris ketiga dalam acara Sigra media test drive di Sentul, Selasa (16/8/2016). Secara garis besar memang dimensi lebih besar dari Datsun Go+ Panca.
Untuk masuk ke baris ketiga, akses dimudah melalui fitur tombol one touch yang dapat melipat habis bangku kedua dengan sekali sentuh. Sigra memang dilengkapi dengan konfigurasi bangku 60:40 serupa dengan Xenia dan Avanza.
Rekan media yang masuk duduk di bangku baris ketiga memiliki tinggi badan lebih kurang 173 cm. Saat bangku baris kedua dipasang kembali, kaki penumpang langsung terjepit, ruas leg room sangat sempit, bahkan jarak lutut dengan belakang bangku baris kedua sangat mepet.
Mencoba untuk mengatur posisi dengan menurunkan sedikit sandaran baris ketiga juga tidak menyelesaikan masalah. Namun, hal ini sedikit teratasi ketika memajukan posisi bangku baris kedua hingga mentok ke depan.
Daihatsu membekali Sigra dengan fitur reclining seat pada baris kedua layaknya Xenia. Fungsinya untuk mengatur jarak lapang leg room antara baris pertama dan ketiga.
Meski bisa "bernapas" rasanya untuk ukuran orang dewasa dengan tinggi 173 cm ruang baris ketiga masih terasa sesak. Belum lagi dengan posisi dek bawah yang lebih tinggi dari baris kedua yang menghasilkan ruang head room sedikit mentok dengan kepala. Kondisi ini akan berbeda bila yang menempati baris ketiga adalah anak kecil.
Meski demikian, bila diadu dengan Datsun Go+ Panca, posisi duduk di baris ketiga Sigra lebih nyaman. Sigra memiliki luas baris ketiga sebesar 640 mm, sedangkan Datsun hanya 590 mm.
| Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR