Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Bawa Bensin Kemasan Kaleng di Dalam Mobil, Sama Saja Bawa Bom

Aditya Maulana - Selasa, 5 Juli 2016 | 11:45 WIB

Jakarta, Otomania - Guna memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, PT Pertamina (Persero) melakukan langkah jemput bola di ruas tol jalan Pejagan-Brebes Timur, dan sepanjang jalur Pantai Utara (Pantura). Caranya, menjual bahan bakar minyak (BBM) kemasan berbentuk kaleng di mobil pikap hingga sepeda motor.

Lantas pertanyaannya, apakah Pertamina mengizinkan jika ada konsumen yang membeli BBM kemasan itu untuk dibawa di kabin sebagai cadangan?

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro, mengatakan, perusahaan tidak menyarankan BBM kemasan itu dibeli untuk dibawa ke kabin mobil. Sebab, risiko bahayanya sangat tinggi.

"Kami sarankan bantu dengan petugas kami untuk isi langsung di mobil konsumen. Kebanyakan yang kemarin terjadi pun seperti itu, mereka yang membeli untuk diisikan langsung," kata Wianda kepada Otomania, Selasa (5/7/2016).

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), menambahkan, BBM kemasan apalagi dalam bentuk kaleng tidak boleh dibawa ke kabin menyatu dengan penumpang, karena ini sangat berbahaya.

"Ketika masuk di kabin, maka uap dari BBM itu berbahaya bagi penumpang, karena mengandung racun dan bisa membuat seseorang menjadi pingsan," kata Justri saat dihubungi Otomania, Selasa (5/7/2016).

Menurut Jusri, dari segi keamanan dan keselamatan, BBM tersebut lebih mudah terbakar jika terjadi kecelakaan. Sebab, banyak faktor lain yang membuat bisa terjadinya kebakaran, karena apapun bisa terjadi saat berada di jalan raya.

"Belum lagi kalau terjadi benturan langsung dengan kaleng BBM itu sendiri, bisa langsung meledak. Jadi disarankan jangan pernah membawa BBM kemasan ke dalam kompartemen penumpang," ucap Jusri.

Solusinya, lanjut Jusri, ketika kondisi mudik seperti ini maka setiap menemukan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), selalu mengisi BBM. Meski di tangki masih ada setengah, karena jangan sampai menunggu mau habis.

"Usahakan jika di indikator sudah setengah tangki setiap ada SPBU diisi lagi. Hal itu yang dilakukan oleh para petualang yang melakukan turing di daerah yang langka BBM, karena kalau menunggu sampai mau habis dan ternyata di depan tidak ada SPBU, itu akan membuat kita menjadi repot," ujar Jusri.

Editor : Azwar Ferdian

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa