Jakarta, Otomania - Melakukan modifikasi menjadi langkah yang kerap dilakukan untuk mengubah sepeda motor kesayangan tampil beda. Tapi saat ini masih banyak ubahan modifikasi yang justru kebablasan, efeknya justru berbahya untuk digunakan, baik untuk diri sendiri atau pengguna jalan lain.
Donny Batax, punggawa dari bengkel Hantu Laut mengatakan bahwa saat akan memodifikasi motor ada dua hal yang harus diperhatikan, yakni fungsi serta kegunaanya.
"Saat mau modifikasi tentukan arahnya, mau untuk kontes atau digunakan sehari-hari. Kalau kontes bisa sesukanya atau ekstrem, tapi kalau digunakan harian harus dipikirkan kenyamanan, kelengkapan atribut, sampai safety-nya," ucap Donny saat dihubungi Otomania, Senin (30/5/2016).
Ada delapan ubahan modifkasi yang berbahaya untuk dilakukan, di antaranya adalah :
1. Mika Lampu Bening
Demi sembuah tampilan masih ada biker yang memasang mika lampu belakang berwarna bening. Bagi dirinya mungkin terlihat keren, tapi hal ini membahayakan pengendara lain yanag ada di belakangnya karena pancaran sinar yang silau.
2. Ban Kecil untuk Harian
Ban kecil atau kerap disebut ban cacing cukup berbahaya bila digunakan untuk harian. Sayangnya sampai saat tidak sedikit yang masih menggunakanya.
Menggunakan ban kecil memang memberikan kesan gaul dan sporty, tapi bila penggunaanya untuk harian akan sangat berbahaya. Mulai dari daya cengkram ke tanah yang menurun, sampai keseimbangan dari motor saat sedang berkendara.
3. Strobo dan Sirine
Alih-alih suka touring banyak biker dari kalangan komunitas gemar mamasang lampu storobo dan sirine. Namuna hal ini berbuntut negatif, karena kecendrungan pengendara yang menjadi arogan dan membahayakan pengguna jalan lain.
Bila ditegaskan dari sisi undang-undang jelas hal ini menyalahi aturan yang berlaku. Modifikasi dengan pemasangan lampu strobo dan sirine hanya boleh digunakan untuk beberapa kendaraan saja yang mendapat prioritas khusus, seperti ambulans, kendaraan kepolisian, sampai pemadam kebakaran.
4. Spion Kecil
Fungsi dari spion bukan hanya sebagai pelengkap kendaraan saja, tapi juga untuk visibilitas saat berkendara. Sayangnya saat ini fungsinya bergeser, karena kebanyakan pecinta modifikasi lebih suka menggunakan spion dengan dimensi yang lebih kecil dan hanya dijadikan sebuah pelengkap tanpa memikirkan fungsinya.
5. Melepas Sein
Sebagian biker rela melepas atribut resmi bawaan motor untuk mengejar tema modifikasi yang diusungnya. Contoh untuk pecinta modifikai bertema old school dan sport, kebanyakan sudah melepaskan lampu sein karena dianggap tidak mengimbangin tampilan motornya.
Selain melanggar aturan lalu lintas, melepas sein juga bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Fungsi dari lampu sein adalah sebagai alat komunikasi katika akan berbelok sehingga pengendara di belakang bisa mengantisipasi dengan berjaga jarak.
6. Handgrip Alumunium
Selain berfungsi sebagai pengaturan buka-tutup gas, handgrip juga berguna sebagai pijakan tangan saat mengendalikan motor. Mengganti handgrip model alumunium membuat tampilan motor lebih keren, tapi hal ini juga berbahaya karena bahan alumunium sangat licin ketika telapak tangan berkeringat atau saat sedang berkendara di musim hujan.
7. Potong Rangka
Modifikai old school kerap memotong rangka bagian belakang, tujuanya agar dimensi menjadi lebih kompak saat dipasang jok model single seater. Langkah ini bisa ditoleransi bila kendaraan digunakan untuk kontes, tapi kalau untuk harian bisa berbahaya karena membuat titik kestabilan motor berkurang.
8. Memotong Spakbor Belakang
Memotong spakbor belakang juga menjadi salah satu rutinitas yang kerap dilakukan pada motor bergenre sport. Secara tampilan, memang membuat tampilan lebih keren, tapi sayangnya hal ini bisa merugikan dan berbahaya bagi orang lain.
Tanpa adanya spakbor yang standar bisa membuat cipratan air ketika berkendara di musim hujan mengenai pengendara lain di belakang. Akibatnya konsentrasi pengendara di belakang akan terganggu.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR