Jakarta, Otomania – Wacana untuk meredam balap liar melalui cara baru, dengan memberikan fasilitas balapan resmi, Direktorat Lalu Linta Polda Metro Jaya, Ikatan Motor Indonesia, Pemerintah Daerah dan Dinas Perhubungan, mulai ambil langkah maju.
Tahapan demi tahapan mulai direalisasikan untuk merealisasikan rencana tersebut. Tahap pertama, pihak yang bersangkutan tersebut mulai menyusun tim yang akan bekerja untuk program ini, pada Selasa (12/1/2016).
Dalam rapat ini, menghasilkan keputusan bahwa yang memimpin tim yaitu dari pihak Dirlantas Polda Metro Jaya, sementara wakilnya Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta (Kaban Kesbangpol).
“Nantinya akan kami selenggarakan lagi rapat-rapat kecil untuk memperjelas konten programnya. Diupayakan pada pertengahan Februari sudah bisa terealisasi,” ujar Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Risyapudin Nursin, Selasa (12/1/2016).
Kemudian tahapan kedua, setelah struktur tim terbentuk, seperti yang dipaparkan dalam diskusi, yaitu menentukan lokasi yang akan digunakan untuk arena balap.
“Lokasi balap nantinya akan ditinjau oleh IMI dan Dinas Bina Marga DKI Jakarta, dan disesuaikan dengan standar keamanan jalan,” ujar Risyapudin.
Untuk lokas sendiri, Direktur Sirkuit International Sentul Tinton Soeprapto, sudah memberikan izin, untuk menggunakan Sentul dalam program ini.
Sementara Rifat Sungkar, merekomendasikan jalan Kemayoran (Benyamin Sueb), yang bisa jadi tempat yang pas untuk ajang balap road race di Jakarta.
Ketiga, menentukan waktu yang digunakan untuk kegiatan balap ini. Seperti yang disampaikan Risyapudin, acara niatnya akan dadakan malam hari dengan konsep seperti “car free night”.
Keempat, merancang SOP (Standar Operating Procedure) terkait dengan standar keamanan dan keselamatan dalam event balap.
“Ini Kan jadi tugas IMI untuk melakukannya. Berbalapan di jalan umum, dengan standar seperti balap sebenarnya,” ujar Sumantri, Biro Organisasi Ikatan Motor Indoensia (IMI) DKI Jakarta.
Kelima, mensosialisasikan kegiatan tersebut buka hanya kepada pebalap liar, tapi juga kepada masyarakat umum.
Terakhir, yaitu mencari dan menetukan bibit-bibit unggul dari para “pebalap liar”, yang bisa menjadi pebalap nasional, bahkan internasional.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR