Jakarta, Otomania – Jika dibanding dengan modificator (pemodifikasi) luar negeri, pemodifikasi Indonesia tidak kalah hebat. Hanya saja, para seniman otomotif tersebut, tidak punya kesempatan untuk menunjukkan kebolehannya pada event modif bertaraf International.
Pernyataan tersebut seperti yang diungkapkan Ariawan Wijaya, pemodifikasi sekaligus pemilik bengkel Baru Motor Sport (BMS), saat dijumpai Otomania, Senin (21/12/2015).
Ari melanjutkan, salah satu kendalanya saat ini adalah pemerintah belum mendukung 100 persen para pemodifikasi ini. Seperti misalnya, ketika modificator Tanah Air ingin mengikuti kompetisi di luar negeri, pajak dan prosedur pengiriman barang sungguh sulit dan mahal.
“Ketika ingin berangkat ke luar negeri kami dipersulit, tidak seperti di negara lain yang semua proses dan prosedurnya mudah, bahkan murah. Kalau di Indonesia, keluar masuk barang ada biayanya. Kalau dipermudah, nantinya para seniman bisa tersalurkan kreativitasnya, bahkan bisa mengharumkan nama bangsa,” ujar pria yang akrab disapa Ari.
Ari melanjutkan, banyak cara untuk bisa membuat nama Indonesia dikenal dan dipandang di dunia, salah satunya melalui bidang ini (modifikasi). “Sampai saat ini, belum ada celah untuk bisa membanggakan Indonesia dari seni modifikasi, karena pemerintah sendiri tidak mendukung. Kami selalu berharap itu, kami ingin disejajarkan di dunia luar melalui bidang ini,” ujar Ari.
“Modificator Indonesia hebat-hebat dibanding yang ada di luar negeri. Di sini, tanpa kelengkapan alat-alat, modif bisa dilakukan hanya dengan alat seadanya. Kalau mereka di luar negeri sana, jika alat tidak lengkap tidak bisa kerja dan melakukan apa-apa,” ujar Ari.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR