Jakarta, Otomania – Nama Toyota Kijang sudah sangat melekat dengan Innova. Tapi, seiring perkembangan zaman, kesan Kijang yang sederhana dan murah serta dekat dengan rakyat seolah menguap. Kijang kini hanya menyasar pada konsumen kelas menengah ke atas.
Lihat saja All-New Innova yang kini sudah tidak lagi memiliki banderol murah. Pada tipe terendah saja All New Innova hampir menyentuh angka Rp 300 juta.
Menanggapi fenomena itu, Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, dekat dengan rakyat bukan hanya soal Kijang, tapi Toyota secara keseluruhan. Walaupun harga Kijang Innova tergolong sudah mahal , namun Toyota masih memiliki produk lain dengan harga yang masih terjangkau, seperti Avanza dan Agya.
“Sebenarnya harga tidak terlalu begitu bermasalah, mungkin karena melihatnya hanya pada tipe Q, yang merupakan tipe terbaru. Berbicara Kijang tidak bisa lepas dari nama Toyota. Selain itu, Toyota sendiri juga memiliki produk lain (Avanza dan Agya) yang terjangkau secara harga,” ujar Samulo menjawab Otomania, Senin (23/11/2015).
Samulo menambahkan, kelahiran kembali Kijang yang menempel pada Innova bukan tanpa sejarah. Dimulai karena krisis yang membuat harga Kijang melonjak. Kemudian muncul produk ekonomis baru seperti Avanza.
“Kita harus tahu juga juga sejarahnya. Jadi ketika krisis ekonomi 1997-1998, dollar AS kemudian naik, jadi yang dahulunya harga Kijang murah jadi meningkat. Makanya kita segera tutup dan keluarkan model baru Avanza," lanjut Samulo.
"Ini jadi produk roda empat pilihan masyarakat yang dianggap harganya sesuai. Baru akhirnya, setelah beberapa saat, kembali kami lahirkan Kijang sebagai nama depan dari Innova, yang masuk di segmen MPV medium,” tutur Samulo.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR