GM Service & Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), M Abidin, dalam berbagai kesempatan menjelaskan, sebenarnya bensin beroktan tinggi lebih disarankan untuk segmen sepeda motor berteknologi injeksi.
”Bukan tidak boleh dan tidak bisa pakai premium, tapi tidak disarankan. Pengaruhnya pasti ada, terutama karena tingkat ’kebersihan’ bensin yang tidak baik, menyebabkan komponen FI (fuel injection) yang sensitif jadi mudah tersumbat,” terang Abidin.
Rasio kompresi Ditambahkan, mesin berteknologi injeksi rata-rata rasio kompresinya tinggi, di atas 9 :1. Tujuannya untuk membuat sepeda motor lebih irit. Tetapi, tentu akan tercapai jika "minumnya" sesuai spesifikasi alias beroktan tinggi.
Semakin besar kompresi, semakin butuh bahan bakar berkualitas. Dengan memakai premium, gejala detonasi alias ngelitik cepat atau lambat muncul. ”Pada dasarnya mesin injeksi minim perawatan, asal kualitas bahan bakar bagus,” jelas Abidin.
Bukti Otomania coba melakukan investigasi ke bengkel-bengkel non-resmi yang sering mengerjakan sepeda motor injeksi. Salah satunya di Palmerah Barat, bengkel Abe Motor. Menurut Andri, salah satu mekaniknya, sering dijumpai pompa bensin sepeda motor sport injeksi macet karena minum premium.
”Gampang, ciri-cirinya aki tekor terus karena pompa bekerja lebih keras akibat kotoran menyumbat filter bensin. Nanti lama-lama injektornya yang mampet. Beda kalau pakai bensin oktan tinggi, enggak ada keluhan,” jelasnya kepada KompasOtomotif.
Saran lain dari Andri, rajinlah mengecek kondisi aki. Sepeda motor injeksi memanfaatkan kontrol secara elektrik sehingga arus listrik yang tidak stabil dari aki akan berpengaruh cukup besar. Agar tak mudah tekor, hindari aksesori atau lampu-lampu yang banyak menyedot listrik dan tak sesuai spesifikasi.
Editor | : | Azwar Ferdian |
KOMENTAR