Bisa dikatakan hampir seluruh mobil baru menggunakan teknologi nirkabel. Artinya, terdapat sarana bagi para peretas untuk masuk ke dalam sistem komputerisasi kendaraan. Di sisi lain, terbukti kalau pabrikan mobil kurang paham seperti apa sistem ini bekerja, dan tidak punya keahlian khusus bagaimana caranya melindunginya.
Hanya ada dua pabrikan otomotif dari 16 merek yang disurvei mampu menjelaskan bagaimana cara mereka, jika terjadi upaya peretasan pada kendaraan. Enam pabrikan menghindar untuk menjawab pertanyataan dan enam merek lain menjawab dengan kalimat normatif, seperti "langkah yang diperlukan".
"Pengemudi sekarang mulai bergantung pada teknologi ini, tetapi sayang pabrikan sendiri tidak mengambil bagian untuk melindungi kami dari ancaman peretas atau invasi pribadi," beber Markey dalam keterangan resminya.
Sudah bukan rahasia lagi kalau sistem infotainment seperti integrasi ponsel pintar, navigasi online, dan layar monitor pada kendaraan membuat mobil jadi lebih rentan pada peretas. Sejumlah peneliti bahkan sudah mengeksploitasi kelemahan digital sekaligus mendemonstrasikan kemampuannya menguasai kendali fungsi kritis beberapa fitur kendaraan. Pekan lalu, peneliti di Jerman mengumumkan berhasil meretas sistem Connected Drive milik BMW, bisa membuka dan mengunci pintu dari luar.
Dari 12 perusahaan yang menjawab pertanyaan, bagaimana mereka menjamin keamanan piranti lunak yang dimiliki mobilnya. Mereka menjawab dengan asumsi, kalau peretas tidak akan mampu memasuki teknologi yang sebelumnya memiliki proses mekanik.
Chris Valasek, Direktur Peneliti Keamanan Kendaraan IOActive mengatakan, dari pihak pabrikan otomotif ada beberapa desakan tentang bagaimana menciptakan teknologi yang tidak terancam. "Memang mahal, tetapi di waktu bersamaan, tidak ada satu pun yang mau jadi pertama yang menerima serangan (dari peretas) ini. Saya lebih baik bekerja sekarang, ketimbang harus panik ketika hal itu terjadi. Sekarang terserah semua orang yang mau terlibat dan sadar pada keamanan mereka," beber Valasek.
Editor | : | Aris F Harvenda |
KOMENTAR