Otomania.com - Saat kaget dan panik, banyak pengemudi secara spontan menginjak rem penuh. Padahal hal ini sangat tak dianjurkan, seperti yang dikatakan Norman Syam, dari Safety Driving Center (ISDC).
Tindakan tersebut dianggap bisa mengurangi daya cengkeram ban ke aspal. Hal itu karena banyak yang berpikir salah dengan sistem pengereman, yakni beranggapan untuk menghentikan laju kendaraan.
"Jadi prinsip itu dulu yang harus dipahami. Kalau mindset, mengerem artinya harus berhenti. Padahal, yang bisa membuat kendaraan berhenti hanya tembok, pohon, atau beton," kata Norman.
(BACA JUGA: Teknik Pengereman MotoGP saat Di Tikungan dengan Kecepatan 300 km/jam)
Norman menjelaskan, fungsi utama pengereman adalah untuk mengurangi kecepatan, bukan untuk menghentikan kendaraan. Pola pikir seperti itu dulu yang harus diubah.
Jika sudah bisa diubah, nanti akan berbeda dan bisa mengurangi angka kecelakaan. Karena jika sudah berpikir demikian, maka driver tak akan menginjak rem secara penuh lagi.
"Kalau pengeremannya masih non-ABS, pengeremannya dikocok tujuannya agar ban tidak mengunci lebih lama. Karena pada saat ban mengunci lebih lama, mobil bisa tergelincir sendiri," ujar Norman.
Editor | : | Donny Apriliananda |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR