Otomania.com – Mesin pada umumnya memiliki dua jenis, yaitu 2 tak dan 4 tak. keduanya memiliki perbeda dalam sistem kerjanya.
Mesin 2 tak sekali pembakaran terjadi dalam satu putaran penuh pada poros engkol (crankshaft). sedangkan pada mesin 4 tak, sekali proses pembakaran terjadi dalam dua putaran penuh pada poros engkol.
Mesin 4 tak memerlukan mekanisme katup (valve mechanism) dalam bekerjanya untuk membuka dan menutup lubang pemasukan dan pembuangan. Sedangkan pada mesin 2 tak tidak membutuhkan katup. Piston dan ring piston berfungsi untuk menbuka dan menutup lubang pemasukan dan pembuangan.
Namun pertanyaan yang terlintas, dari manakah istilah kata “tak” itu yang hingga sekarang masih diucapkan oleh masyarakat Indonsia?
(BACA JUGA: Flashback Motor Sport Suzuki 250 Cc Berknalpot Dua)
M Abidin, GM Aftersales and Public Relation Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) memberikan obat penasaran tersebut. Dirinya menjelaskan kalau “tak” itu berasal dari bahasa Belanda yang kemudian diserap menjadi istilah umum di tengah masyarakat Indonesia.
“Istilah 2-takt atau 4-takt itu adalah bahasa Belanda yang artinya stroke atau langkah. Seiring dengan waktu, sebutannya menjadi ‘tak’. Ini sama seperti komponen crankshaft (poros engkol) yang kemudian dikenal di dalam negeri menjadi kruk as,” ucap Abidin, seperti dikutip dari Kompas.com Jumat (5/1/2018).
Abidin melanjutkan, komponen motor lain yang berubah secara pengucapan dari istilah asalnya yaitu piston yang bahasa aslinya zuiger, sementara mekanik menyebutnya sekker atau juga seher. Lalu ada lagi camshaft, yang dikenal di kalangan mekanik adalah nokkenas,”
“Semuanya istilah teknis itu kebanyakan dari (bahasa) Belanda,” ujar Abidin.
Kalau bapakmu mungkin tahu istilah itu.
Editor | : | Anton Hari Wirawan |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR