Otomania.com – Tanpa perlu meraung keras-keras, model ikonis Isuzu Panther tetap saja dicari orang. Penjualan MPV sekelas Toyota Kijang Innova ini kecenderungannya stabil, walaupun sudah sangat lama tanpa pengembangan desain signifikan.
Panther merupakan model laris kelas mobil penumpang Isuzu di dalam negeri. Kekuatan utama produk ini adalah mesin diesel 2.5L Euro II, durabilitas, hingga minim perawatan.
Bahkan beberapa teman sejawat (dihitung dari 2001) sudah pensiun di Indonesia, sebut saja Hyundai Trajet, Chevrolet Zafira, Kia Carnival dan Sedona, Mitsubishi Kuda, bahkan Toyota Kijang. Sejak eksis di pasar dalam negeri, Panther sudah banyak bertahan dari gempuran rival baru.
Kali ini Panther kembali diuji dengan gempuran baru dari negeri China, melalui merek Wuling yang baru memerkenalkan MPV-nya Cortez, di mana harganya disebut-sebut sangat murah. Periode Januari-November 2017, data dari wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat kalau Panther saat ini ada diurutan bontot segmen MPV.
(BACA JUGA: Simpang-siur dan Spekulasi Soal Nasib Valentino Rossi pada 2019)
Ernando Demily, Vice President Director Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mengatakan tentang pertanyaan soal masa depan panther, jika pihaknya menanggapi enteng dan tak terlalu memperhatikan kedatangan Cortez.
“Apakah mobil China jadi ancaman, menurut saya tidak secara langsung. Pasalnya, kami melihat target market dan profil customer yang berbeda dari Panther,” ucap Ernando seperti dikutip dari KompasOtomotif, Sabtu (30/12/2017).
Soal rencana ke depan Panther, Ernando menuturkan, kalau Isuzu Indonesia bakal memantainance penjualan Panther, dengan target customer yang sudah dimiliki saat ini.
“Kemudian untuk segmen passenger vehicle, strategi kami akan lebih focus ke Isuzu MU-X,” sambung Ernando.
(BACA JUGA: Belanja Suku Cadang Yamaha Tanpa Keluar Rumah)
Pada periode Januari-November 2017 total jualan Isuzu Panther sebesar 1.132 unit. Dari data wholesales Gaikindo, Panther mengalami penurunan 3,9 persen dibanding dengan periode yang sama tahun lalu.
Meski tidak besar, ini bisa juga jadi sinyal untuk menyegarkan kembali Panther, jika Isuzu masih ingin mempertahankannya di pasar dalam negeri. Meskipun sudah beberapa kali disegarkan, generasi baru tak kunjung datang. Panther seperti menyaksikan dunia yang terus berubah dari balik jendela.
Editor | : | Donny Apriliananda |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR