Heri masih memganggap bahwa gempa yang terjadi itu hanyalah gempa biasa yang tak berdampak parah.
"Di situ saya masih biasa aja, karena saya pikir 'ah paling gempa biasa'," gumam Heri saat itu.
Tak berhenti di sana, Heri kembali melanjutkan perjalanan menemukan kejadian di luar dugaan saat melintasi area Desa Cibereum.
Ketika melintasi wilayah itu, ia merasa heran, karena sudah tidak ada lagi kendaraan yang melintas naik ke atas alias arah Cianjur menuju Cipanas.
Di lain sisi, jalur yang ia lintasi sudah mulai macet parah dan saat itu pun ia belum mengetahui apa yang terjadi pada saat itu.
Singkat cerita, setelah ia coba menembus kemacetan dengan melewati sisi kanan jalan bersama pengendara lain.
Akhirnya laju motornya terhenti di area jalan, tepatnya di dekat Villa Putih yang sudah tertimbun material longsor. Saat berhenti itu, Heri pun berinisatif melihat situasi sekitar di lokasi longsor tersebut.
Ketika dirinya melongok ke arah bawah jurang, ia melihat sebuah truk pasir dan angkot sudah tertimbun tanah.
"Yang saya lihat di bawah itu ada truk engkel (pasir) dan angkot udah ketimbun," bebernya.