Otomania.com - Ada mobil matic dan manual, sebaiknya pilih mana untuk belajar mengemudi?
Keduanya punya cara mengendarai yang berbeda, dan tentunya tingkat kesulitan yang berbeda pula. Lalu jenis transmisi mana yang sebaiknya dipilih pada fase belajar mengemudi?
Sony Susmana selaku Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan beberapa murid di sekolah mengemudi di sejumlah kota besar biasanya lebih memilih mobil matic dibanding manual.
Loh, unik ya! Baru belajar langsung pakai mobil yang pengoprasiannya lebih mudah.
Sebagai alasannya, populasi mobil matic di kota besar saat ini relatif lebih dominan, merupakan pilihan utama terutama untuk mobilitas harian di jalan-jalan perkotaan.
"Mudah dan nyaman, tapi baik mobil manual atau matik, bagi pengemudi pemula sama-sama harus memiliki basic skill operasional dan fitur-fitur kendaraan," kata Sony.
"Siswa kursus, sebelum masuk sesi latihan pertama dilakukan sharing session jenis dan pilihan kendaraan yang akan dipilih untuk operasional, karena masuk kategori adaptasi," imbuhnya.
Pengoperasian mobil matic dan manual sebenarnya tak beda jauh.
Sony memaparkan, menu latihan dasar yang menuntut penguasaan materi mengemudi sebelum turun ke jalan raya diantaranya adalah konsep feeling mencegah blindspot berbahaya.
Baca Juga: Mobil Matic Mogok, Kenapa Tidak Boleh Asal Didorong atau Ditarik? Berikut Penjelasannya
Sudut kanan, kiri, depan, dan belakang sama-sama penting untuk diperhatikan. Teknik tersebut, jadi kunci mengasah kemampuan kerja otak, mata, dan refleks berkendara.
"Kuncinya, pengemudi pemula harus menyeimbangkan kemampuan otak dan respons feeling mencegah blindspot dan analisa risiko obyek kendaraan atau rintangan berbahaya di sekitar kendaraan," ucapnya.
Baru dilanjutkan dengan memahami karakteristik transmisi kendaraan.
Poin ini menentukan seperti apa perkembangan skill berkendara yang akan di evaluasi bertahap.
Khusus kelas manual, menurut Sony, teknik perpindahan transmisi dan penggunaan kopling benar-benar jadi menu wajib.
Hal ini turut mengurangi risiko kecelakaan akibat kelalaian pengemudi karena materi dan skill yang belum matang.
"Teknik dasar seperti setengah kopling, perpindahan gigi, dan menyeimbangkan ritme gas, rem, dan kopling jadi parameter keberhasilan belajar," jelasnya.
"Jika dinyatakan lulus, baru naik tingkatan boleh berkendara di jalan atau masuk materi berikutnya seperti parkir dan pengereman," tegas Sony.
Sementara itu, Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu menjelaskan.
Adaptasi mengemudi mobil matic dan manual jadi fase akhir sebelum resmi diperbolehkan membawa mobil di jalan raya.
Sepintas keduanya terlihat sama, namun demikian keamanan dan keselamatan berkendara salah satunya ditentukan oleh penguasaan materi teori dan praktik yang dipelajari sebelumnya.
"Secara teori mengemudi mobil matic lebih gampang karena sebelumnya sudah terbiasa bawa manual," ungkap Jusri.
Menurutnya, adaptasi gas, rem, dan kopling akan jadi masalah baru bagi pengemudi yang sebelumnya dari pertama belajar menggunakan mobil matik.
"Jadi, butuh waktu untuk menyesuaikan diri, namun karena basic-nya sudah dikuasai, yang di perlukan cuma adaptasi saja," papar Jusri.
Hal tersebut juga berlaku bagi yang sebelumnya mengemudi mobil manual, fase adaptasi harus dilakukan karena pengoperasian pedal mobil matic berbeda.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belajar Mengemudi, Sebaiknya Pilih Mobil Manual atau Matik? ",