Pertama, bayi akan berpotensi tinggi mengalami cedera kepala, leher dan tulang belakang.
"Bayi merupakan kelompok usia paling rentan untuk terkena cedera kepala, leher, dan tulang belakang. Karena 30 persen dari berat tubuhnya berada di kepala juga," ujar Denta.
"Jadi ya rentan cedera parah (cedera kepala berat) jika dibawa dengan sepeda motor," lanjut dia.
Terkait usia, Denta tidak menyebut berapa patokan usia atau usia yang ideal untuk membawa anak bepergian naik motor.
Namun, ia menegaskan bahwa anak usia di bawah 1 tahun sebaiknya tidak diajak naik sepeda motor.
"Tidak boleh, bonceng anak dengan sepeda motor hanya bisa ketika anak cukup tinggi sampai sudah bisa menginjak sadel, dan tidak bisa bonceng lebih dari 1 orang, apalagi bonceng depan," ujar Denta.
Sebab, hal ini juga menjadi faktor penyebab cedera kepala dan risiko trauma multipel jika kecelakaan.
Trauma multipel yang dimaksud yakni misalnya patah tulang paha atau patah tulang rusuk.
Membawa anak menggunakan motor pun bisa membuat anak sesak napas, masuk angin hingga berisiko tinggi terjadi hipotermia.
"Kalau bayi dibawa menggunakan sepeda motor ada risiko hipotermia yang tinggi, di mana kondisi ini mengancam nyawa si bayi," imbuhnya.
Belajar dari peristiwa di atas, buat sobat Otomania yang hendak mengajak bayi melakukan perjalanan jauh, dianjurkan untuk lebih berhati-hati.
Sebaiknya hindari berpergian menggunakan motor, jika tidak ada mobil, lebih baik menggunakan angkutan umum yang tertutup sehingga bayi lebih nyaman dan aman daripada naik motor.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Viral, Bayi 6 Bulan Meninggal Setelah Diajak Naik Motor Tegal-Surabaya, Ini Kata Dokter