Otomania.com - Sebagai balapan motor kasta tertinggi, MotoGP ditonton banyak orang di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Karean hal tersebut, ajang MotoGP jadi tempat yang cocok buat memamerkan teknologi dan kemampuan produksi pabrikan motor.
Tapi perlu dicatat, harga untuk satu unit motor MotoGP yang biasa digunakan untuk balapan sangat mahal.
Hal tersebut dibuktikan dengan tidak semua pabrikan raksasa dunia mampu ikutan ajang balap motor prototipe tersebut.
Contohnya seperti Kawasaki dan BMW Motorrad, dua pabrikan ini dikenal jago memproduksi motor dengan performa tinggi tapi tidak ikutan MotoGP.
Meski begitu, baik Kawasaki ataupun BMW Motorrad justru diakui prestastinya di beberapa ajang balap lain termasuk WorldSBK
Bukti lainnya, tim satelit MotoGP yang menyewa motor dari pabrikan juga mengucurkan dana yang sangat besar supaya bisa ikut balapan.
Jadi penasaran nih, apa ya yang jadi alasan pabrikan-pabrikan di atas tadi enggak mau terjun di balapan MotoGP?
Ternyata ada 5 hal yang jadi penyebab harga satu unit motor balap MotoGP jadi super mahal, yuk simak daftarnya berikut ini:
1. Material yang mahal
Untuk menjaga motor prototipe MotoGP tetap kuat, eksotis, dan mewah, material atau bahan terbaik pasti diperlukan untuk membangun sebuah motor MotoGP.
Misalnya, material titanium, magnesium, dan serat karbon yang dipasang di fairing, sasis, dan komponen lainnya.
Fairing motor MotoGP menggunakan serat karbon, berbeda dengan motor sport biasa yang bahannya menggunakan plastik ABS.
Begitu juga dengan rangka, pada motor biasa menggunakan baja yang umum digunakan, berbeda halnya dengan MotoGP.
Terlebih sekarang rangka motor MotoGP juga sudah banyak yang memakai karbon, tentunya biayanya semakin mahal.
2. Motor prototipe
Motor MotoGP merupakan motor prototipe yang dibuat khusus dengan teknologi paling mutakhir di dunia industri motor.
Inilah salah satu hal yang menjadikan MotoGP berbeda dengan ajang balap motor yang lainnya.
Mesin motor MotoGP dibuat khusus oleh pabrikan untuk balapan, bukan seperti ajang balap lain, misalnya di WorldSBK yang memakai basis motor produksi untuk balapan.
Mesin yang diproduksi untuk MotoGP juga jumlahnya terbatas, kemudian modal yang dikeluarkan untuk penelitian dan tes motor sangat besar.
Maka dari itu tiap pabrikan harus rela merogoh kocek dalam-dalam agar motornya bisa sepersekian detik lebih cepat dari kompetitornya.
3. Part yang langka
Part-part yang digunakan di motor MotoGP termasuk part langka dan hanya digunakan untuk motor prototipe ini.
Produsen part motor MotoGP secara khusus memproduksi part-part tertentu hanya digunakan untuk motor balap itu sendiri.
Berbeda halnya jika part untuk motor sport biasa yang memang diproduksi banyak.
Semakin langka, tentu saja biayanya semakin mahal. Selain itu, riset untuk uji coba dan pembuatan part-part baru itu juga butuh dana yang sangat besar.
Jika part berhasil digunakan, barulah pabrikan akan mengaplikasikannya ke motor produksinya, atau ke ajang balap lainnya.
Baca Juga: Tampang Jorge Lorenzo Bikin Pangling, Bakal Susul Valentino Rossi dan Dani Pedrosa Balap Mobil Juga?
4. Perangkat sekali pakai yang mahal
Ada beberapa perangkat fast moving di motor MotoGP, seperti ban yang harus langsung diganti tiap sesinya.
Jika umumnya ban dibuat untuk digunakan seawet mungkin, di MotoGP ban dibuat khusus selengket dan sebagus mungkin untuk balapan.
Dan targetnya hanya buat dipakai tidak sampai satu jam. Ban yang dibuat pabrikan pemasok juga produk prototipe yang dibuat secara khusus.
Di tiap balapan, pabrikan ban akan memberikan opsi kompon khusus yang selalu dikembangkan disetiap tahunnya.
Nah, Itu baru ban motor MotoGP, belum part fast moving lainnya.
5. Teknologi
Di motor MotoGP yang dirancang khusus untuk kepentingan balap, pastinya banyak terpasang berbagai perangkat elektronik.
Banyak sekali sensor dan juga alat elektronik di motor MotoGP yang tidak ditemui di motor umum.
Hampir semua bagian motor MotoGP saat ini dikendalikan dengan perangkat elektronik yang canggih.
Makanya enggak heran, membangun motor MotoGP butuh uang banyak untuk sektor elektronik ini.