Warga Bongkar Pagar Sirkuit MotoGP Mandalika, Gara-gara Akses dan Status Lahan? Begini Kondisinya

Parwata - Sabtu, 21 Agustus 2021 | 20:04 WIB

pantauan menggunakan kamera udara di sirkuit Mandalika, Lombok. (Parwata - )

Otomania.com - Warga Bongkar Pagar Sirkuit MotoGP Mandalika, Gara-gara Akses dan Status Lahan? Begini Kondisinya

Sirkuit Mandalika kini dalam tahap penyelesaikan untuk penyelengaraan balapan kelas Internasional.

Nantinya Sirkuit Mandalika akan digunakan untuk menggelar balap motor bergengsi yakni MotoGP juga World Superbike.

Namun begitu, sejumlah warga yang tinggal di Dusun Embunut, Desa Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Merusak pagar kawat pembatas di kawasan lintasan Sirkuit MotoGP Mandalika untuk mereka jadikan akses jalan.

Baca Juga: Tiga Bocah Nekat Masuk dan Jajal Sirkuit MotoGP Mandalika, Valentino Rossi dan Marc Marquez Lewat, Kok Bisa?

Salah seorang warga terlihat melintasi pagar sirkuit MotoGP yang dirusak, Jumat (20/8/2021)(Kompas.com/Idham Khalid)

Puluhan kepala keluarga (KK) yang tinggal di wilayah tersebut sengaja merusak dengan cara membobol pagar kawat yang terpasang mengelilingi sirkuit lantaran terancam terisolasi.

Disampaikan oleh salah seorang warga, Junaidi, saat ditemui di rumahnya, Jumat (20/8/2021).

"Kemarin warga merusak pagar itu karena kita tidak mempunyai akses jalan,” kata Junaidi.

Saat ini puluhan KK tersebut masih berdiam diri di atas lahan yang dianggap belum dijual ke pihak PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

Terlebih lagi, kondisi pembangunan Sirkuit MotoGP Mandalika saat ini telah mencapai penyelesaian pengaspalan terakhir.

Baca Juga: MotoGP Malaysia 2021 Resmi Batal, Sirkuit Ini Jadi Penggantinya Langsung Gelar 2 Seri

Junaidi menyebutkan, warga sengaja merusak pagar tersebut karena sebagian besar warga yang bermata pencarian sebagai nelayan terhambat aksesnya menuju ke pantai.

“Warga kemarin buka pagar itu, tahu kan kalau warga sini sebagai nelayan, dan ini sangat dekat dengan pantai tempat kita (kerja sebagai) nelayan, masa kita harus mutar dulu,” ucap Junaidi.

Menurut Junaidi, adanya pagar kawat tersebut, menjadikan akses warga keluar dari rumah menjadi sangat sulit.

Untuk keluar, warga harus memutar dan melintasi jalan yang sedang dibangun.

“Susah sekali kalau keluar ini, di situ ada pembangunan, di sana ada pembangunan, jadi kita sangat susah, kadang-kadang kan memotong jalan yang sedang dikerjakan,” ucap Junaidi.

Baca Juga: Jangan Ngaku Pecinta MotoGP Kalau Belum Tahu Arti Kode Honda RC213V di Motor Balap Marc Marquez

Ia menceritakan, pengalaman paling miris yang terjadi saat ia mengantar anaknya sekolah menggunakan sepeda motor.

Jarak dari rumah ke sekolah semestinya bisa ditempuh dalam jarak satu kilometer.

Namun, kini dia harus memutar arah hingga jaraknya menjadi dua kali lipat lebih jauh.

“Kalau dulu lewat sini (yang tertutup pagar), dekat kalau ngantar sekolah. Sekarang harus muter dulu kalau ngantar anak-anak sekolah,” kata Junaidi sambil menunjuk arah.

Sementara itu, warga lainnya, Damar, menegaskan, dirinya dan sejumlah warga lain tak akan meninggalkan rumahnya karena merasa belum pernah menjual ke pihak ITDC.

“Di sini ada sekitar 70 KK masih tinggal, tanah ini belum kami jual, kami tinggal di sini sejak kecil,” kata Damar saat ditemui di lokasi.

Damar mengaku, ia beberapa kali bertemu dengan pihak ITDC membahas persoalan lahan tersebut.

Namun, menurutnya, tak kunjung ada titik terang atas persoalan itu. Sementara pihak ITDC menyebutkan bahwa tanah yang ditempati puluhan KK tersebut sudah dibebaskan sesuai Hak Pengelolaan Lahan (HPL).

Kendati demikian, Damar meminta kepada ITDC untuk menunjukkan siapa orang yang telah menjual hak atas tanahnya tersebut.

Sebelumnya Direktur ITDC Abdulbar M Mansoer mengakui, pembangunan sirkuit menghadapi tantangan yang cukup sulit dalam penyelesaian sengketa lahan dengan warga.

Baca Juga: Sekali Pembalap MotoGP Jatuh, Miliaran Rupiah Melayang, Ini Rincian Biaya Perbaikan Motornya

”Kita tahu kan awalnya ada persoalan tanah, tapi kita selesaikan dengan baik, bahkan terakhir mereka (warga) memindahkan secara sukarela, jadi persoalan tanah itu juga penting,” kata Abdulbar dalam jumpa pers, Minggu (15/8/2021).

Mengakui ada persoalan tanah, Abdulbar meminta dukungan Forum Koordinasi Pemerintah (Forkopimda) NTB agar bisa membantu menyelesaikan persoalan yang ada.

“Selanjutnya dalam pembangunan ini telah banyak tantangan yang kita selesaikan, dan kami juga ke depan yakin masih banyak yang harus diperbaiki, sempurnakan, dan dalam hal ini kami memohon dukungan dari bapak gubernur, bapak bupati, dan para Forkopimda se-NTB,” kata Abdulbar.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Akses Jalan Tertutup, Warga Rusak Pagar Lintasan Sirkuit MotoGP Mandalika",