"Selain CCTV yang bisa dipakai sebagai bukti pencurian, di dalam mobil khususnya bagian setir mobil mungkin bisa dikunci, dipagari, dengan kunci khusus lagi, sehingga setir tak bisa digunakan meskipun mesin sudah bisa dinyalakan," ujarnya.
"Apabila pencuri juga bisa membuka kunci setir tambahan dan khusus itu, pasti butuh waktu. Jumlah waktu yang panjang meningkatkan risiko tertangkap. Kalau mau aman lagi, salah satu ban saat parkir juga dikunci pakai alat khusus, seperti alat pengunci untuk pelanggar tempat parkir," paparnya lebih lanjut.
Mobil-mobil curian tersebut menurut sumber kepolisian, kemudian dijual melalui aplikasi online.
"Banyak dilakukan lewat online dengan alasan mereka saat pandemi orang tidak ke luar rumah, jadi banyak akses internet, dan karena pandemi pula semakin banyak orang beli mobil supaya bisa ke mana-mana sendiri jauh dari risiko bertemu orang banyak," jelasnya.
Oleh karena itu, dia menyarankan sebaiknya jika ingin membeli mobil lewat agen-agen mobil besar, jangan lewat agen mobil yang tidak jelas.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kasus Pencurian Mobil Mewah di Jepang Kian Marak, Seminggu Polisi Terima 3 Laporan Pencurian,