Kisah Guru Kontrak Hamil Muda Tetap Semangat Motoran 4 Jam Libas Medan Terjal, Demi Ajar Anak Murid

Adi Wira Bhre Anggono - Minggu, 19 Juli 2020 | 13:10 WIB

Nurasiah seorang guru kontrak terpencil saat pergi mengajar di pedalaman Geumpang, Pidie. (Adi Wira Bhre Anggono - )

Belum lagi risiko tertimpa longsor. Jalan yang selalui dilalui Nurasiah termasuk lintasa yang sering mengalami longsor saat musim hujan.

Baca Juga: Terharu! Sering Mogok Kehabisan Bensin, Guru Honorer Nangis Dapat Hadiah Motor

Saat ini saja, ia sebutkan masih terdapat sebuah batu besar di tengah jalan yang belum dipindahkan. Batu itu jatuh dari atas tebing jalan.

Karena seringnya melintasi jalan tersebut, Nurasiah sampai hapal titik-titik jalan tertentu yang harus diwaspadai.

Ia menyebutkan ada 22 jalan mendaki yang harus dilaluinya setiap hari, di mana tiga di antaranya merupakan jalan mendaki yang sangat terjal.

“Rem cakram sepeda motor saya sering patah. Seingat saya, sudah empat kali rem cakram motor dinas ini patah,” sebut ibu tiga anak ini sambil tertawa lepas.

Ya begitulah Nurasiah. Dalam cerita pahit pun ia masih bisa tertawa

Baca Juga: Bikin Iri! Murid Nggak Pernah Absen Sekolah Dikasih Hadiah Motor, Hasil Iuran Para Guru

Demikian juga dalam hal melaksanakan tanggung jawabnya sebagai guru, alumnus MAN Sigli ini tak pernah mengeluh.

Padahal ia hanyalah seorang guru kontak, dengan gaji hanya Rp 700.000 per bulan, dan terkadang harus membuat kue untuk menambah pemasukannya.