Berjuang di Tengah Pandemi, Sekelompok Remaja Putri di Afghanistan Ini Ciptakan Ventilator dari Onderdil Mobil, Akan Dijual dengan Harga Sangat Murah

Adi Wira Bhre Anggono - Kamis, 21 Mei 2020 | 14:30 WIB

Foto yang diambil pada 8 April 2020, memperlihatkan anggota dari tim robotika yang seluruhnya perempuan membangun ventilator dalam menghadapi virus corona di Herat, Afghanistan. Gadis-gadis ini membangun ventilator murah dari onderdil mobil, di tengah upaya otoritas kesehatan meningkatkan kemampuan mereka untuk menghadapi pasien. (Adi Wira Bhre Anggono - )

Bagi Afghan Dreamers, mereka mengklaim bisa menciptakan alat bantu itu dengan banderol yang kurang dari 600 dollar AS, atau Rp 8,8 juta.

Dengan toko ditutup dan kota Herat berada dalam keadaan lockdown, maka mereka harus pergi hingga ke provinsi lain untuk mendapatkan suku cadang.

Meski begitu, Roya Mahboob, pendiri tim robotika, menyatakan harapannya bahwa mereka bisa menyerahkan alat itu pada akhir Mei.

Dia menjelaskan, saat ini mesin itu sudah rampung sekitar 70 persen, di mana satu-satunya yang masih kurang adalah sensor udara.

Baca Juga: Preman Pelaku Pemalakan Uang Parkir Dicokok Polisi, Berawal dari Rekaman Video Driver Taksi Online

Daripada membuatnya dari nol, Mahboob menerangkan mereka berusaha mendapatkannya dari tempat lain. Dia menuturkan fase pertama pengerjaannya sudah sukses.

"Kami sudah mencobanya di rumah sakit dua hari lalu. Tim ini sekarang fokus kepada fase dua. Jika sukses, alat ini siap dilepas ke pasaran," jelasnya.

Dengan tingkat literasi perempuan kurang dari 30 persen, Afghan Dreamers berharap proyek ini bisa mengubah perspesi bagi wanita di dunia teknik industri.

Pendiri lainnya, Elham Mansori (16), berujar dengan berhasil membuat ventilator, maka peran perempuan di masyarakat bisa semakin terangkat.

Baca Juga: Harga Seken Honda ADV150 Enggak Jauh Dari Harga Barunya, Selisih Rp 2-3 Jutaan, Tapi Kini Turun Lagi

Mahboob melanjutkan, proyek mereka ini sampai ke telinga Presiden Ashraf Ghani, yang memerintahkan agar mereka mendapat bantuan.

Begitu juga dengan Kementerian Kesehatan Afghanistan melalui juru bicaranya, Waheed Mayar.

Namun, dia juga menekankan alat itu tak bisa dipakai begitu saja.

Dia menuturkan selain eksperimen dan pengembangan, terdapat juga penelitian pra-klinis, dan harus dianlisa ketika dipasarkan.

"Keselamatan pasien adalah prioritas utama kami. Jadi, kami berharap alat ini diujicobakan dulu di laboratorium sebelum digunakan ke penderita virus corona," jelas Mayar.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona, Gadis-gadis Afghanistan Ciptakan Ventilator dari Onderdil Mobil".