Otomania.com - Seorang pria nekat melakukan mudik dengan berjalan kaki, namun kemudian berubah karena ia ditawari travel di perjalanan.
Adalah Safarudin (45), seorang perantau asal Tasikmalaya yang hendak pulang ke kampung halaman dengan berjalan kaki dari Jakarta.
Ia mengaku hendak berjalan kaki untuk pulang kampung akibat sudah tak punya pekerjaan lagi gara-gara pandemi virus Corona.
Langkah nekat jalan kaki yang dilakukannya setelah tak adanya kendaraan umum yang bisa membawanya pulang ke rumah istri dan anaknya di Kampung Citapen, Desa Sirnajaya, Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya.
Baca Juga: Mudik Tetap Dilarang, Namun Mobilitas Perorangan ke Daerah Masih Bisa, Ini Kriterianya
Saat berjalan kaki beberapa kilo, tiba-tiba dirinya dihampiri mobil travel yang menawarkannya pulang ke Tasikmalaya dengan ongkos Rp 400.000.
Dengan bekal sisa hasil kerjanya, pria ini pun menyanggupinya dan berhasil pulang kampung dengan selamat sampai ke Pasar Cineam, Kabupaten Tasikmalaya.
Tak hanya di sana, dirinya pun harus naik ojek dengan ongkos Rp 100.000 supaya bisa sampai ke rumah istrinya yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Cineam ke kampungnya yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pangandaran.
"Saya pulang ke Tasikmalaya, memang sudah berniat berjalan kaki sampai ke Tasikmalaya.
Namun, baru beberapa kilometer berjalan kaki, ada mobil travel menawarkan saya untuk pulang, saya pun naik.
Selama di mobil travel dari Jakarta ke Tasikmalaya cuma ada dua penumpang termasuk saya," terang Safarudin, saat dimintai keterangan di kampungnya, Minggu (10/5/2020), dikutip dari Kompas.com.
Selama di perjalanan, lanjut Safarudin, dirinya dan satu penumpang lainnya duduk berjauhan termasuk satu orang sopir di depan.
Setiap kali diperiksa di pos perbatasan, sang sopir selalu hilang hendak pulang ke Tasikmalaya dan secara kebetulan di jalan ada dua penumpang yang diangkut.
Baca Juga: Driver Ojol Jadi-jadian Sukses Tekuk Pelaku Pencurian Dengan Kekerasan, Satu Komplotan Menyerah
Ketiganya pun selalu turun dan diperiksa suhu tubuh serta kesehatan setiap melewati pos perbatasan di berbagai daerah dari Jakarta menuju Tasikmalaya.
"Duduk kami berjauhan, saya duduk sendiri di kursi tengah, satu penumpang lagi duduk di kursi paling belakang, sopir di depan di tempatnya," ungkap dia.
Selama ini, Safrudin mengaku di Jakarta bekerja sebagai sopir boks pakaian dan terkadang membawa mobil pribadi bosnya.
Namun, saat Covid-19 mewabah memaksa dirinya untuk putus kerja karena perusahaannya hampir gulung tikar.
Baca Juga: Honda Jazz Lama Butuh Referensi Modifikasi? Boleh Simak Hasil Karya Dari K-Break Ini
Seusai beberapa pekan di Jakarta tak punya pekerjaan, dirinya pun memutuskan untuk pulang ke rumah istrinya di Kabupaten Tasikmalaya.
"Saya sekarang di sini saja, saya juga sekarang lagi diam saja di rumah tak mau kemana-mana.
Saya dianjurkan oleh tenaga medis puskesmas untuk isolasi mandiri selama 14 hari," tambahnya.
Selain diminta isolasi diri, Safarudin pun telah diambil sampel darahnya untuk dites awal lewat rapid test.
Dua petugas berpakaian hazmat lengkap itu mendatangi rumah perantau tersebut dengan mengecek suhu tubuh.
"Kita sudah cek tiga kali, suhu tubuhnya 38,4 derajat celcius. Makanya kita ambil sampel darahnya," jelas salah seorang petugas berpakaian hazmat lengkap yang memeriksa di rumah perantau tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sempat Mau Jalan Kaki Jakarta-Tasikmalaya, Pria Ini Lolos Pulang Kampung Pakai Travel".