Imbas Murid Tak Punya HP, Pak Guru Evan Rela Keliling Pelosok Desa Puluhan Kilometer Naik Motor Demi Ajar Siswanya

Adi Wira Bhre Anggono - Selasa, 21 April 2020 | 12:00 WIB

Pak Guru Avan, seorang guru di pelosok Sumenep, mengajar siswanya dari rumah ke rumah karena siswanya tak memiliki perangkat untuk belajar online. (Adi Wira Bhre Anggono - )

Otomania.com - Adalah pak Guru Avan, pria yang bernama lengkapnya Avan Fathurrahman ini adalah guru di SD Negeri Batuputih Laok 3, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Pria berumur 39 tahun tersebut belakangan viral di media sosial Facebook karena unggahannya.

Ia berbagi cerita bagaimana ia menjalani kesehariannya sebagai guru selama masa pandemi virus corona (Covid-19).

Aktivitas belajar dilakukan dari rumah selama lebih dari sebulan ini.

Guru dan siswa diminta memanfaatkan teknologi. Materi pembelajaran diberikan secara online.

Baca Juga: Lihat Dari Dekat BMW Yang Hancur di Tol Jagorawi, Ngeri! Besi Pembatas Jalan Tol Sampai Masuk Kabin

Praktiknya tak semudah itu bagi Avan dan para siswanya. Fasilitas belajar online tak dimiliki semua siswa.

Jangankan laptop, ponsel saja ada yang tak punya. Avan tak ingin menambah beban para orangtua siswa.

Ia memilih menyambangi rumah siswanya. Satu per satu. Jarak tempuhnya tak dekat.

Melalui unggahan di akun Facebook-nya, Avan Fathurrahman menceritakan pengalamannya mendatangi satu per satu muridnya untuk memandu mereka belajar di rumah.

Baca Juga: Dulu Mobilnya Menteri, Kini Toyota Camry XV40 Bekas di Pasaran Cuma Rp 105 Jutaan, Ngiler!

Diunggah pada Kamis (16/4/2020) hingga Sabtu (18/4/2020) pagi, unggahan Avan sudah menyebar dan dibagi ulang lebih dari 5.200 kali.

"Sudah beberapa minggu saya berada dalam posisi yang dilematis. Bukan masalah rindu. Tapi tentang imbauan Mas Menteri, agar bekerja dari rumah. Ini jelas tidak bisa saya lakukan, karena murid saya tidak punya sarana untuk belajar dari rumah. Mereka tidak punya smartphone, juga tidak punya laptop. Jikapun misalnya punya, dana untuk beli kuota internet akan membebani wali murid," demikian tulis Avan.

Bahkan, kata Avan, ada wali murid yang ingin mencari pinjaman uang untuk membeli ponsel.

Baca Juga: Ngebet Punya Ducati? Showroom Ini Punya Banyak Ducati Bekas, Yuk Intip Harganya

"Karena mendengar kabar bahwa rata-rata, anak-anak harus belajar dari HP cerdas. Saya terkejut mendengar penuturannya. Lalu pelan-pelan saya bicara. Saya melarangnya. Saya memberikan pemahaman bahwa belajar di rumah, tidak harus lewat HP. Siswa bisa belajar dari buku-buku paket yang sudah dipinjami dari sekolah. Saya bilang, bahwa sayalah yang akan berkeliling ke rumah-rumah siswa untuk mengajari," lanjut Avan dalam unggahannya.

Unggahan Avan pun mendapatkan ribuan komentar. Banyak yang mengapresiasi apa yang dilakukannya.

Selain berkewajiban memastikan proses belajar tetap berlangsung meski di tengah pandemi virus corona, Avan dan para guru lainnya harus melaporkan kegiatan belajar dari rumah yang dilakukan bersama siswa-siswanya.

Baca Juga: Video Kocak! Balap Ditunda Karena Corona, Pembalap Ini Ngegas Traktor di Sawah Pakai Wearpak Lengkap

Oleh karena itu, ia harus turun langsung untuk memastikan semua siswanya tetap bisa belajar, meskipun dari rumah.

Facebook/Avan Fathurrahman
Guru SD di Sumenep, Madura, kunjungi satu per satu rumah murid selama masa belajar di rumah, karena keterbatasan fasilitas belajar siswa di rumah.

Sekolah di pelosok Sumenep Di SD Negeri Batuputih Laok 3, Avan merupakan guru kelas VI.

Seperti dilansir Kompas.com, Saat dihubungi pada Sabtu (18/4/2020) pagi, Avan menceritakan, ia mengajar di sebuah sekolah yang lokasinya ada di pelosok Sumenep, kabupaten paling timur di Pulau Madura.

"Sekolah saya kan agak pelosok. Kalau kelas VI-nya sendiri 5 orang, sedikit. Kelas V itu 4 (siswa), kelas III, 3 (siswa). Kalau siswanya (dari kelas I-VI) enggak sampai 20, karena bener di pelosok," kata Avan.

Baca Juga: Toyota Kijang Innova Bekas Turun Harga, 2004 Cuma Rp 68 Juta, 2016 Diskon Rp 5 juta

"Kalau gurunya itu yang PNS itu 4. Jadi kepala sekolah 1, guru agama 1, guru olahraga 1, saya guru kelas," lanjut dia.

Aktivitas belajar dari rumah mulai berjalan pada awal Maret 2020.

Kala itu, Avan menyadari bahwa tak semua orangtua siswa memiliki kemampuan ekonomi yang baik untuk menyediakan fasilitas belajar online dari rumah.

Awalnya, ia berpikir, situasi ini tak akan berlangsung lama.

"Ternyata diperpanjang, diperpanjang. Terus gimana dengan tugas itu? Gimana dengan mereka? Karena teman-teman (guru) yang lain, rata-rata yang mengajar di kota itu bisa berkomunikasi melalui gadget, bisa melalui video conference, dan lain-lain," ujar Avan.

Baca Juga: Street Manners : Pasang Spion Bar End Dari Kacamata Safety, Pakar Bilang Begini

"Untuk siswa saya, ini tidak mungkin dilakukan, saya bisanya telepon. Bahkan telepon anak-anak itu kan orangtuanya yang punya (handphone). Kadang pernah telepon dan tidak diangkat, karena orangtuanya sedang kerja di luar," lanjut dia.

Kondisi ini akhirnya membuat Avan harus melakukan kegiatan mengajar keliling dari satu rumah siswa ke rumah siswa lainnya.

Ia ingin memastikan bahwa anak-anak didiknya tetap menerima pelajaran baik akademik maupun non-akademik, meskipun mereka tidak pergi ke sekolah.

Baca Juga: Handgrip Motor Udah Kendur? Yuk Ngoprek Santuy Bikin Kencang Lagi, Modal Lakban Kertas

Menempuh jarak 20 kilometer

Meski bertanggung jawab mengampu siswa kelas VI, Avan juga keliling mengajar siswa kelas IV dan V karena rumah para siswa ini berdekatan, paling jauh berjarak 1,5 kilometer.

Dengan menggunakan sepeda motor dan dana pribadinya, Avan berangkat dari kediamannya di Dusun Toros, Desa Babbalan, Kecamatan Batuan, menempuh jarak sekitar 20 km untuk menjangkau rumah para siswanya.

Ia memulai kegiatan ini sejak 3 pekan yang lalu, pagi hingga siang hari, 3 kali dalam satu minggu.

Baca Juga: Enggak Butuh Biaya Banyak, Rp 20 Ribu Cukup Bikin Knalpot Stainless Silau Lagi

"Saya (guru) kelas VI, cuma ketika ke (rumah) siswa itu kadang siswa-siswa yang terdekat, baik kelas V, kelas IV, kelas lain, saya datangi juga, karena siswa saya juga sedikit di sekolah.

Makanya, saya juga datangi yang lain-lain biar sama-sama ikut belajar," jelas Avan.

Facebook/Avan Fathurrahman
Avan menyusuri jalanan yang merupakan pematang sawah untuk mencapai rumah siswanya.

Tak semua rumah siswa bisa ia jangkau dengan kendaraan bermotor, ada juga rumah siswa yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Apalagi ketika hujan turun.

"Ya, karena kalau hujan itu selain becek, juga licin. Saya pernah agak hampir terjatuh, tapi alhamdulillah selamat," cerita Avan.

Baca Juga: Harga Suzuki Jimny Naik Lagi, Semua Varian Naik Hingga Rp 15 Juta, Jadi Berapa?

Untuk memastikan siswanya ada di rumah, Avan selalu berpesan agar mereka tidak pergi ke mana-mana dan tetap tinggal di rumah karena ia akan datang.

"Tapi, kadang saya (mengatakan) tidak harus hari Senin, tidak harus hari Rabu, bisa saja langsung besok, lusa (saya datang).

Tujuan saya enggak memberi tahu seperti itu, biar mereka tidak main ke mana-mana, maksudnya biar belajar di rumah saja," kata Avan.

"Saya juga ke orangtuanya menyampaikan seperti itu. Jadi minta tolong biar anak-anak tidak ke mana-mana, di rumah saja, jangan ke rumah temannya juga. 'Saya akan ke sini, tapi jangan diberi tahu kapannya. Nanti saya akan datang saja'," lanjut dia.

Baca Juga: Sukses Jambret Ponsel Tapi Apes Masuk Jalan Buntu, Pelaku Merintih Terima Banyak Kepalan Tangan Warga

Respons wali murid dan sekolah Avan mengaku apa yang ia lakukan mendapatkan dukungan dari pihak sekolah, meskipun memang dukungan itu tidak disampaikan dalam bentuk pendanaan.

"Sepertinya ini belum diatur juga ya, tidak ada aturan yang jelas penggunaan alokasi BOS itu untuk kegiatan seperti ini. Saya belum tahu itu, dan saya memang tidak memintalah, dianggap ini kan bagian dari tugas saya," ujar Avan.

Sesekali, kepala sekolah di tempat Avan mengajar pernah ikut bersamanya mendatangi rumah salah satu siswa.

Kepala sekolah pun mendukung Avan untuk tetap meneruskan kegiatan ini.

Baca Juga: Baru Pulang Kerja Malah Ditodong Golok Begal Kembar, Honda BeAT dan Ponsel Dirampas

"Ya betul (kepala sekolah mengizinkan), ya beliau men-support," kata dia.

Sementara itu, orangtua siswa merasa senang karena mereka merasa lebih tenang meninggalkan anaknya di rumah ketika harus pergi bekerja ke sawah atau ladang.

"Kan gini, orangtuanya itu malah mikirnya 'Aduh Alhamdulillah, untung Bapak ke sini, jadi anak-anak juga belajarnya bisa terpantau. Kebetulan kan kerjanya ke ladang, ke sawah, jadi saya agak tenang lah berangkat kerja, malah setiap hari juga enggak apa-apa, Pak' gitu," kata Avan menirukan pernyataan para orang tua siswa.

Avan juga tak hanya mengajarkan materi-materi yang bersifat akademis.

Baca Juga: Video Viral, Mirip Film! Tim Rajawali Kejar Begal Bermotor, Pelaku Menyerah Setelah Peluru Bersarang

Ia juga menyampaikan hal-hal yang sifatnya kontekstual, seperti membantu orangtua, menjaga kesehatan, memperkenalkan apa itu Covid-19, dan mengingatkan anak-anak untuk senantiasa beribadah.

"Kalau saya ke sana itu, pertama, tanya tentang kegiatan keseharian. Jadi saya kan tahu sekarang tuntutan kurikulum tidak harus tercapai.

Jadi tidak harus membebani siswa-siswa, tuntutan kurikulum harus tuntas, itu enggak.

Di samping itu, saya juga meminta mereka, biasalah namanya juga guru, mengingatkan, jangan lupa shalat, ngajinya," jelas Avan.

Baca Juga: Bikin Meleleh, Demi Makan Anak-Istri Driver Ojol Rela Gadaikan TV dengan 5 Liter Beras, Berikut Kisahnya

"Misal pengetahuan soal Covid-19 ini, jadi saya juga bicara tentang itu.

Yang pertama biar mereka tidak panik. Mungkin mereka tidak tahu ya apa itu corona, jadi saya sedikit berikan gambaran, tapi tidak terlalu detail.

Yang penting mereka tahu sederhananya begini, terus bagaimana pencegahannya. Cuci tangan yang baik, jaga kesehatan, jaga jarak," sambung dia.

Dokumentasi kegiatan mengajar yang dilakukannya, kata Avan, bagian dari kewajibannya untuk melaporkan secara administratif kepada pihak sekolah dan dinas pendidikan.

Baca Juga: Raih Gelar Bike of The Year, di Jawa Timur All New Yamaha NMAX 155 Connected/ABS Kena Banderol Segini

Tak punya pilihan lain Avan menyadari bahwa keputusannya untuk mengajar siswa dari rumah ke rumah pada masa pandemi virus corona tak sesuai dengan imbauan pemerintah.

Akan tetapi, ia mengaku tak punya pilihan lain atas kondisi riil yang dihadapi siswanya.

"Di satu sisi saya memang paham bahwa saat ini tidak boleh keluyuran, tidak boleh ke mana-mana. Tapi memang, alhamdulillah di daerah saya itu masih zona hijau, itu yang pertama. Karena masih zona hijau, saya merasa insya Allah semoga aman saya jalan," kata Avan.

Baca Juga: Ngeri, Sedang Melintas Dini Hari, Motor Dirampas dan Dibawa Kabur, Begini Kejadiannya Versi Polisi

Selain wilayahnya masih termasuk zona hijau, dukungan dari keluarga juga membuatnya semakin yakin menjalankan kewajibannya sebagai seorang guru dengan kondisi siswa yang terbatas fasilitas.

"Kalau keluarga saya malah men-support, ya. Jadi kan saya diskusi juga, ini gimana kalau seperti ini. Saya sampaikan, niatkan. Ya alhamdulillah keluarga support," ujar dia.

Avan kini telah berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan telah mengajar di SDN Batuputih Laok 3 sejak 2015.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pak Guru Avan, Mengajar dari Rumah ke Rumah karena Siswa Tak Punya Ponsel...".


---------------------------------------

Ingin lebih lengkap dan detail ulasan otomotif seperti test drive, test ride, tips, knowledge, bisnis, motorsport dan lainnya, kalian bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF secara digital (e-magz). Caranya klik: www.gridstore.id Kalian akan mendapatkan paket berlangganan menarik.