Otomania.com - Bus Sriwijaya yang mengalami kecelakaan maut terjun ke dalam jurang sedalam 75 meter menewaskan puluhan orang termasuk sopir bus itu sendiri (24/12/2019).
Bus Sriwijaya dengan plat nomor BD 7031 AU memiliki rute perjalanan Palembang - Bengkulu tersebut mengalami kecelakaan di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Tim SAR Gabungan di hari kedua pencarian korban Bus Sriwijaya yang masuk ke jurang di Tikungan Lematang kembali menemukan 6 korban meninggal. Dengan kembali ditemukannya 6 korban meninggal pada hari kedua jadi total 34 korban.
Sebelum tewas dalam kecelakaan maut, Ferri Afrizal (35) yang merupakan sopir Bus Sriwijaya menunjukkan gelagat yang tak biasa.
Gelagat itu menjadi firasat buruk yang dirasa oleh pihak keluarga semenjak Ferri pamit untuk bekerja, Minggu (22/12/2019).
Seperti dikutip dari Tribunsumsel.com, Ayah kandung Ferri, Jalaluddin (55) menuturkan waktu pamit kerja hari minggu lalu, sampai empat kali dia izin sama ibunya.
Baca Juga: Tangisan Pengantin Wanita Pecah Saat Pria Ijab Kabul di Depan Jenazah Ayahnya, Korban Bus Sriwijaya
"Itu yang agak aneh karena biasanya cukup satu kali saja," ujarnya saat ditemui di rumah duka di Jalan Sematang Borang Sako RT 007 RW 010 Perumahan Yasera Damai Kelurahan Sako Borang Palembang, Rabu (25/12/2019).
"Iya, anak saya sopir dari bus itu," ujar Jalaluddin dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.
Jalaluddin lantas teringat dengan cerita istrinya ketika Ferri terakhir pamit bekerja mengemudikan bus ke Bengkulu.
Selain keanehan karena pamit sampai empat kali, ada kata-kata terakhir Ferri yang benar-benar membuat batin sang ibu bergetar.
"Dia bilang, Mak pamit ya. Mungkin aku tidak pulang. Tapi saat itu ibunya berpikir kata-kata itu berarti pulangnya mungkin agak lama. Ya, tapi tetap saja perasaan cemas itu ada," ucapnya.
Baca Juga: Jalur Ekstrem, Bus Nyemplung Jurang, Jatuh Korban Tewas Hingga 24 Orang
Tak hanya ibu Ferri saja yang merasakan firasat tak enak, sebagai seorang ayah, Jalaluddin juga turut merasakan perasaan serupa terhadap anaknya itu.
"Sejak Senin malam saya tidak bisa tidur. Pikiran dan hati saya tidak tenang,"ucapnya.
Rupanya firasat itu terbukti benar adanya. Jalaluddin yang sepanjang malam terus gelisah, langsung tertegun ketika mendapat kabar bahwa Ferri tewas dalam kecelakaan maut saat bekerja.
"Saya dapat telepon sekitar jam 03.00 pagi. Rupanya ini jawaban dari rasa gelisah itu. Anak saya meninggal dalam kecelakaan itu,"kata pria paruh baya tersebut.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Firasat Buruk Orangtua Sopir Bus Sriwijaya, Semalaman Ayah Tidak Tenang Tak Bisa Tidur,