"Jika nantinya optimalisasi feeder dijalankan maka Pemkot Solo harus mengambil alih biaya tersebut," katanya.
(Baca Juga: Truk Semen Oleng, Sekali Sambar Nyawa Dua Pedagang Asongan Melayang )
Biaya operasional merupakan pendapatan pengemudi.
Taufiq mengklaim optimalisasi dan alih fungsi feeder BST tidak akan lancar manakala pengemudi dibiarkan mencari pendapatan sendiri.
Hal tersebut karena sopir akan sering ngetem dan menunggu armada penuh.
"Ya kalau sudah begitu feeder tidak bisa maksimal melayani masyarakat, makanya kami memikirkan untuk menggaji mereka," katanya.
(Baca Juga: Ternyata Ada Masyarakat Minta Waktu Operasi Zebra Ditambah. Kok Bisa?)
Wacana Pemkot Solo mengubah feeder BST sebagai angkutan gratis pelajar kini tengah digodok.
Rencana alih fungsi tersebut dilakukan karena jumlah penumpang BST tidak terlalu banyak.
Dalam sehari jumlah penumpang hanya mencapai 4 orang sekali jalan.
Sehingga otomatis pendapatan yang didapat tidak mampu menutup biaya operasional.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul "Viral Sopir Batik Solo Trans Berparas Cantik yang Menarik Hati Netizen, Begini Ceritanya".