Apa Kata Pakar Keselamatan, Terkait Banyaknya Pengguna Helm Retro?

Parwata - Rabu, 10 Juli 2019 | 16:35 WIB

Salah satu helm retro tanpa visor (Parwata - )

Otomania.com - Penggunaan helm dengan gaya retro sekarang ini semakin ramai, seiring dengan banyaknya modifikasi motor klasik.

Sayangnya, helm bergaya retro yang banyak digunakan pengguna motor tersebut tanpa kaca helm atau visor sebagai pelengkap.

Lantas bagaimana jika dilihat dari segi keselamatan bagi penggunanya?

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu mengatakan.

Sebagai perlengkapan, safety gear helm memiliki dua kategori.

Baca Juga: Street Manners: Pilih Beli Helm SNI, Atau Pilih Bayar Denda Tilang?

Dua kategori helm tersebut seperti yang disampaikannya pada Senin (8/7/2019).

"Kategori pertama yakni ideal, yang kedua minimum," ujarnya , dikutip dari Gridoto.com.

Jusri Pulubuhu melanjutkan, helm ideal itu adalah helm full face Standar Nasional Indonesia (SNI), atau standar dari luar negeri.

Sedangkan untuk yang minimun adalah helm half face, dengan catatan harus ada standar sertifikasi baik dari SNI maupun luar.

Lalu, dari kedua kategori helm ini yang mana lebih aman?

Baca Juga: Cari Helm Harus yang Berkualitas, Enggak Bakal Ragu Pakai Merek Bell

Pasti yang ideal full face, karena bisa meminimalisir potensi cedera pada kepala saat kecelakaan berat.

Bagaimana dengan yang minimum?

Jusri Pulubuhu menjelaskan, setidaknya bisa mengurangi risiko cedera pada kepala.

Baca Juga: Rela Keluarkan Uang Rp 50 Juta Untuk Sebuah Helm, Apa Sih Istimewanya?

"Namun kekurangannya pada bagian muka masih terbuka seperti rahang dan hidung," tuturnya.

Terkait helm retro, Jusri mengatakan, jika masuk dalam jenis helm half face, berarti masuk kategori minumum, jadi tidak masalah.

"Tapi untuk memastikan apakah ini layak dilihat lagi dari sertifikasi yang ada, apakah helm retro itu ada sertifikasi keselamatannya," tambah Jusri Pulubuhu.