Otomania.com - Ada dua jenis piston, yang biasanya digunakan di mesin motor, yaitu casting dan forged.
Buat sobat yang belum tahu, perbedaan keduanya ternyata dari proses pembuatannya.
Berdasarkan dokumen Otomotifnet, piston casting cara pembuatannya dicor.
(Baca Juga : Honda Vario 125 Mesin Jahat, Adopsi Piston Honda CS1 Jadi 153 Cc)
Material alumunium dipanaskan pada suhu tinggi hingga cair.
Kemudian cairan tersebut dituang ke dalam moulding (cetakan) berbentuk piston.
Selanjutnya melewati beberapa proses machining dan treatment.
(Baca Juga : Pembeli Honda Super Cub C125 Enggak Banyak, Kok Bisa?)
Pada proses pembuatan piston jenis ini berisiko terjadi gelembung udara di dalam materialnya.
Selanjutnya, mesti dilakukan penyuntikan gas untuk membuang gelembung udara. Makanya tidak jarang terjadi reject.
(Baca Juga : Truk Tabrak Pemotor Honda Vario, Korban Terpental Dan Hilang Di Sungai)
Berbeda dengan jenis forging atau yang sering kita dengar dengan istilah forged piston.
Kalau diartikan secara harfiah adalah piston tempa.
Dibuat dengan cara proses tempa, yaitu logam dipanaskan sampai suhu tertentu, kemudian ditempa. Imagenya mirip seperti pembuatan samurai atau keris.
Tapi, baik jenis casting ataupun forging, bahan dasarnya sama pakai alumunium alloy.
(Baca Juga : Ini Reaksi Deddy Corbuzier, Setelah Mini Cooper-nya Ditawar Seharga Nasi Padang Oleh Dedi Heryadi)
Perbedaannya di bentuk material dasar pembuatan piston.
Untuk casting biasanya menggunakan alumunium alloy bar atau alumunium batangan.
Sedangkan forging piston menggunakan alumunium alloy solid atau berbentuk silinder.
Menurut Agus lagi, meski sama-sama menggunakan alumunium alloy, jenis alumunium yang digunakan biasanya berbeda.
(Baca Juga : Jambret Pakai Yamaha NMAX, Kaki Pelaku Bolong Ditembak Polisi Lamongan)
Kalau buatan PT Federal Izumi Mfg (FIM), untuk jenis grafity casting pakai material AC8A.
Sedangkan forged pistonnya pakai 4032 yang lebih tahan panas.
Kalau produk non FIM umumnya pakai material 2618 yang cenderung lebih cepat panas.
Di FIM sendiri tim riset diberi kebebasan untuk melakukan pengembanga sehingga dicapai hasil terbaik.
Mulai dari teknik pembuatan, material dan sebagainya.