"Kalau servisnya sulit, dan ketika mobil ada masalah, kita tidak meng-cover, reputasi kita hancur," kata Liem di Jakarta, (12/9/2018).
Liem menyatakan keengganan mereka untuk mengurus mobil seperti Lambhorgini dan Ferrari murni karena ketiadaan APM, bukan karena harga.
Pihak Asuransi Astra masih tetap mau menerima keikutsertaan mobil mahal CBU, sepanjang ada APM dan bengkel resmi di Indonesia.
Sebab dengan adanya APM dan bengkel resmi berarti layanan servis juga relatih mudah.
(BACA JUGA: Mana Janji Go-jek Yang Katanya Gak Ada Istilah Ojek Mangkal?)
"Semahal apapun kalau servisnya mudah, ada APM-nya, pasti kita cover," ujar Liem.
Sementara itu, perusahaan asuransi lain, yaitu Asuransi Adira masih mau menerima keikutsertaan mobil impor walaupun tidak ada APM.
Direktur Utama Adira Insurance Julian Noor mengakui tidak banyak perusahaan asuransi yang mau menangani mobil mewah yang tidak ada jaringan bengkel resminya di Indonesia.
"Karena tidak semua perusahaan mau bermain di situ, otomatis pilihan tidak banyak dan kita kebagian cukup banyak untuk (keikutsertaan asuransi) mobil-mobil seperti itu," kata Julian, Kamis (13/9/2018).
(BACA JUGA: Meski Bodi Terkoyak, Teknologi SKYACTIV Selamatkan Pengemudi Mazda2)
Sejauh ini pihaknya tidak mengalami masalah dari keikutsertaan mobil impor tanpa APM, sebab Adira disebut memiliki bengkel khusus untuk menangani mobil-mobil seperti itu.
"Karena kita jadi pemain besar di asuransi kendaraan, kita juga punya jalur khusus untuk pengadaan spare part. Jadi kita punya jalur yang bisa menyediakan spare part dalam waktu singkat," pungkas Julian.