Harga Motor BMW Dipastikan Naik, CEO BMW Motorrad Indonesia Bilang Begini

Yosana Okter Handono - Rabu, 12 September 2018 | 21:00 WIB

Motor BMW tipe G310 (Yosana Okter Handono - )

Otomania.com - Naiknya nilai dolar membuat pemerintah sesuaikan tarif Penghasilan (PPh) Pasal 22 untuk 1.147 barang yang diimpor dari luar negeri.

Kebijakan tersebut bertujuan untuk menjaga pertumbuhan industri dalam negeri, peningkatan penggunaan produk lokal, dan perbaikan neraca perdagangan.

Hasil tinjauan terhadap penyesuaian tarif PPh Pasal 22 untuk 1.147 barang konsumsi impor ini dilakukan melalui instrumen fiskal.

Sebanyak 210 item komoditas yang sebelumnya dikenakan tarif PPh 22 sebesar 7,5 persen naik menjadi 10 persen untuk barang mewah.

Termasuk mobil impor utuh (CBU) bermesin di atas 3.000 cc dan sepeda motor bermesin besar, di atas 500 cc.

(BACA JUGA:Tak Punya Ruang Gerak Tapi Nekat Menyalip, Pemotor Tewas Terlindas Truk)

Chief Executive Officer BMW Motorrad Indonesia, Joe Frans mengatakan, terjadi penyesuaian harga sejak senin lalu.

Tapi sayangnya tidak disebutkan secara rinci.

"Jujur kenaikannya tidak seberapa, yang saya pertanyakan justru apakah efektif untuk membantu nilai tukar rupiah karena jumlahnya kecil," ujar Joe, dikutip dari Jateng.tribunnews.com, Selasa (11/9).

Meski saat ini motor diimpor utuh dari Jerman dan menggunakan mata uang Euro, Joe mengaku pihaknya tetap terkena dampak.

Mengingat rupiah tak hanya lemah terhadap dollar AS saja tapi juga Euro.

(BACA JUGA:Ridwan Kamil Contek Pagar Pembatas Jalan Korea Selatan, Kurangi Risiko Masuk Jurang)

Sementara secara penjualan pihaknya masih cukup optimis.

Karena ke depan, produk-produknya bakal mengusung mesin yang lebih kecil dan lebih bersifat massal.

"Ini yang membuat brand dan produk kami cukup atraktif," tutupnya.