Otomania.com - Indonesia sudah dua kali ini menjadi tuan rumah pesta olahraga Asian Games.
Awal menjadi tuan rumah di tahun 1962 yang diadakan di Jakarta.
Ada cerita menarik di awal menjadi tuan rumah tersebut, pemerintah menyiapkan sebuah bus yang mengangkut para atlet ke Gelora Bung Karno.
Kala itu, ada bus yang dikenal dengan sebutan "Ikarus".
Apa itu Ikarus ?
(BACA JUGA: Solar B20 Bikin Khawatir, Faktanya Sudah Lama Dipakai Di Jabodetabek)
Ikarus merupakan pabrikan bus dari Hongaria yang awalnya hanya memperbaiki kereta kuda.
Akhirnya seseorang bernama Imre Uhry membuat terobosan baru untuk perbaikan dan pembuatan truk.
Ketika Perang Dunia I berakhir, Uhry memproduksi sasis-sasis untuk kendaraan sesuai pesanan.
Truk, bus, dan beberapa mobil penumpang memesan sasis dari Uhry. Akhirnya, dia berhasil mendirikan perusahaan pembuatan bus.
Sempat jatuh bangun karena krisis, akhirnya perusahaan ini bangkit dan mengembangkan beberapa varian model terbarunya.
(BACA JUGA: Pengendara Motor Sering Gagahi Trotoar Di Bekasi, Peraturan Daerah Keluar, Kelar Aksi Mereka)
Eksotisme produk Ikarus terdengar hingga ke Indonesia. Pemerintah memesan bus Ikarus menjelang Asian Games 2018.
CV Kawan & Co yang merupakan sebuah perusahaan bidang bus angkutan umum dipercaya Pemerintah DKI Jakarta untuk mengelola bus ini.
Selain Ikarus, pemerintah juga menyediakan beberapa bus intercity.
Setelah empat tahun digunakan untuk menunjang Asian Games, hanya sedikit bus yang beroperasi.
Ikarus mulai mengalami kerusakan dan akhirnya mangkrak menunggu suku cadang yang belum datang.
(BACA JUGA: Naik Turun Penjualan Mobil Januari-Juli 2018, Toyota Kokoh di Puncak)
Padahal, di luar negeri, bus tersebut telah beristirahat selama empat tahun sehingga Indonesia harus menunggu suku cadang cukup lama.
Pemerintah mencatat ada sekitar 87 unit bus Ikarus yang digunakan dalam Asian Games 1962.
Ikarus pada masa Orde Baru
Pada masa orde baru, sistem transportasi darat mulai berkembang. Pemerintah melakukan perbaikan terhadap bus Ikarus yang sebelumnya banyak mengalami kerusakan.
Seperti diberitakan, Indonesia mulai menerapkan bus gandeng Ikarus.
(BACA JUGA: Kijang Innova Rusak Parah Di Hutan Mangrove, Hindari Pemotor Nelpon)
Bus gandeng bikinan Ikarus tipe 281 diuji coba selama satu tahun oleh pemerintah.
Jika lulus ujicoba, bus bermesin DAF-Belanda ini bisa memperkuat armada di Indonesia, dan dimasukkan ke dalam negeri sebanyak 400 unit.
Bus ini beroperasi di Jakarta, Semarang, Surabaya, Solo, Medan, dan Bandung.
Pada 1995, Siti Hardiyanti Rukmana alias Tutut mendatangkan 43 bus Ikarus ke Indonesia sebagai proyek percontohan.
Bus Ikarus tersebut untuk keperluan lintas jarak jauh di Jabodetabek.
(BACA JUGA: Pembalap Lain Mundur, Cuma Jack Miller Yang Ngotot Pengin Turun di Trek Ekstrem MotoGP Inggris)
Sebanyak lebih dari 30 unit didatangkan dalam bentuk jadi, sedangkan sisanya akan dirakit di Indonesia dengan teknologi monocoque (tanpa chasis).
Sepuluh unit yang dirakit sendiri dengan teknologi tanpa chasis dikerjakan di bengkel PPD di Narogong, Bekasi Timur.
Semua itu merupakan pengadaan 200 unit bis tempel bermesin disel (BBD)
Mesin diselnya berasal dari Detroit Diesel (AS), yang untuk Indonesia dengan agen tunggal PT Mabua Detroit Diesel, termasuk pelayanan pascajualnya.