Pakai Motor Matik, Pria Ini Jadikan Menjambret Sebagai Mata Pencaharian

Fedrick Wahyu - Selasa, 31 Juli 2018 | 19:15 WIB

Dua pelaku spesialis kejahatanan jalanan, Putra Setiawan dan BW ketika diamankan di Mapolsek Bubutan (Fedrick Wahyu - )

Otomania.com - Dua penjambret yang berhasil diamankan setelah merampas tas mahasiswi Unitomo di Jl Kranggan, Bubutan, Surabaya, Minggu (29/7/2018).

Setelah diamankan dan menjalani penyidikan, Putra Setiawan, satu dari dua jambret itu mengaku bahwa dirinya memiliki keterkaitan dengan jambret yang berusaha merampas tas Lanisya Febriyani (19), mahasiswi Politeknik Negeri Surabaya (PENS) di Jl Arjuna, Surabaya, beberapa waktu lalu.

Akibat tindakan itu, Lanisya terjatuh hingga koma.

Putra Setiawan, pria 24 tahun asal Kupang Gunung, Surabaya, mengakui bahwa dirinya sudah puluhan kali melakukan aksi jambret di Surabaya.

(BACA JUGA: Kejebak Macet , Dua Jambret Bonyok Jadi Bulan-bulanan Warga)

“Ya, sudah sering. Sudah sampai 20 hingga 30 kali melakukan, kebanyakan merampas di jalanan,” kata Putra dengan entengnya di Mapolsek Bubutan Surabaya, Senin (30/7/2018).

Putra menuturkan, menjambret adalah pekerjaannya.

Aksi itu dilakukan selalu pada malam hari. Namun apabila situasinya memungkinkan, dia tak segan beraksi di siang hari.

“Saya biasanya naik motor matic, tapi juga pakai motor pinjaman dan dibawa menjambret,” tutur Putra.

Putra yang berambut gondrong mengaku satu kompoltan dengan pelaku yang merampas tas milik seorang perempuan (Lanisya Febriyani) di Jl Arjuna, beberapa hari lalu.

Hanya saja, dirinya tidak ikut beraksi saat penjambertan tersebut.

(BACA JUGA: Menohok, JPO Diganti Pelican Crossing, Anies Baswedan Dianggap Enggak Paham Lalu Lintas Jakarta)

“Itu (penjambretan Jl Arjuna) yang melakukan teman saya, saya tidak ikut. Memang saya beberapa kali menjambret di jalan Arjuna,” ucap Putra.

Dalam satu komplotan jambret, Putra menuturkan, ada beberapa anggota yang bergabung. Antara lain Yakus, Tatak, Memet, Antok, Bonen, dan Mat Srondol dan setiap hari turun ke jalananan menjambret.

“Hasil menjabret bisa HP, tas dan dompet. Hasilnya dipakai untuk senang-senang. Dibelikan minum-minuman keras dan ke tempat hiburan,” tutur Putra.

Pria yang tidak tamat SMA ini mengatakan, dirinya sebenarnya memiiliki perasaan kasihan jika korban sampai meninggal atau luka-luka dan mssuk rumah sakit. Lantaran dirinya juga memiliki saudara perempuan.

“Takut dan kasihan juga saya kepada korban, tapi ya bagimana lagi. Tidak punya pekerajaan dan uang,” pungkas Putra.