Hebat...Enggak Kalah Dari Yang Muda, Kakek 63 Tahun Masih Turun di 3 Kelas Supermoto Sekaligus

Irsyaad Wijaya - Senin, 30 April 2018 | 14:00 WIB

Momo Harmono, pembalap supermoto berusia 63 tahun. (Irsyaad Wijaya - )

Jawabannya adalah menjaga kesehatan.

Pria kelahiran Gresik 2 Mei 1955 ini mengaku kalau dirinya sudah tak lagi mencari kepuasan di dunia balap, tetapi menjaga kesehatan.

(BACA JUGA: Cari Aksesoris Krom Buat Mitsubishi Xpander? Nih Daftar Harganya, Mulai Rp 150 Ribuan)

Dengan mengikuti balap, dia terpacu untuk berolahraga, menjaga kualitas tidur, dan makan teratur.

"Semua itu dilakukan supaya fisik saya prima karena balapan supermoto menguras banyak tenaga sehingga dibutuhkan fisik yang kuat.

Minimal 500-600 kalori terbakar usai mengikuti satu race," ucap Harmono.

Untuk itu, lanjut dia, dirinya selalu memberi asupan tubuh sebanyak 500 kalori sebelum balapan dimulai.

(BACA JUGA: GP F1 Azerbaijan, Ambil Untung Dari Ban Valtteri Bottas Pecah, Lewis Hamilton Rebut Podium 1)

Pebalap pun harus mampu menghitung banyaknya asupan kalori yang masuk ke tubuhnya. Misalnya satu pisang gepok atau raja mengandung 150 kalori, maka pebalap harus makan 4 pisang agar tubuh mendapat pasokan maksimal 600 kalori.

Balap supermoto sulit Pria yang sudah memulai balapan sejak 1971 ini kemudian mengatakan bahwa balapan supermoto itu lebih sulit daripada balap motor lain, seperti road race, sport race, dan trail.

Hal itu terjadi karena sepeda motor yang digunakan dalam balapan tidak sesuai dengan peruntukannya.

Kendaraan yang seharusnya untuk trek offroad malah dipakai di aspal.

Oleh karena itu, menurut dia, pebalap dan tim harus mengeset atau men-setting motor dengan baik.

(BACA JUGA: Bikin Tampang Yamaha Aerox Makin Sporty, Handguard Motif Serat Karbon Cuma Rp 350 Ribu)

Tantangan lain datang dari stamina.

Untuk bisa menyelesaikan balapan, seorang pembalap mesti punya stamina yang lebih kuat dari biasanya.