Driver Ojek Online Ngotot Kenaikan Tarif Sebesar Rp 3.500 per Km

Irsyaad Wijaya - Kamis, 29 Maret 2018 | 12:49 WIB

Driver ojek online melakukan demo (Irsyaad Wijaya - )

"Karena pendapatan (pengemudi) itu bukan hanya tentang tarif (kepada konsumen) ya. Tarif itu unsurnya ada tiga, pengemudi, penumpang dan kami. Jadi harus diperhatikan itu," ujar Ridzki.

Meski begitu, Ridzki menjamin siap meningkatkan kesejahteraan para driver-nya. Soal waktu pengumuman, akan dilakukan secepatnya. "Akan segeralah. Kami sedang mengkaji ini. Yang jelas, kami setuju untuk bersama-sama meningkatkan pendapatan," terangnya.

Alih-alih sudah temukan kesepakatan, ternyata para pengemudi ojek online keberatan dengan usulan pemerintah yang hanya naikan tarif menjadi Rp 2.000 per km. Kata Andreanes, Ketua Solidaritas Driver Go-Jek katakan semua menginginkan naik Rp 3.500-4.000 per km.

"Karena angka itu pernah diberlakukan Go-Jek. Tapi setelah itu, turun karena ada yang nurunin tarif dan terjadilah perang tarif sampai sekarang di mana driver yang dirugikan," kata Andreanes.

Tapi, pertemuan kemarin sedikit ada kerancuan info, pasalnya rapat antara tiga petinggi negara dengan pimpinan aplikator tak mengajak perwakilan driver ojek online yang kemarin sudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Padahal saat bertemu, kata Presiden menginstruksikan harus ada perwakilan yang ikut bertemu dengan pimpinan Grab dan Go-Jek.

(BACA JUGA: Lampaui Kuota, Pemerintah Stop Penerimaan Pengemudi Angkutan Online)

"Kemarin waktu kami ketemu Pak Jokowi, di situ Pak Jokowi yang bilang bahwa harus ada pertemuan hari ini antara tiga aplikator itu, dengan kami semuanya ini. Kemarin, Pak Jokowi bilang, harus hari ini," ujar Badai, Perwakilan Gabungan Aksi Roda Dua (Garda).

"Kami sudah ngomong ke teman-teman driver semuanya bahwa kita akan ketemu dengan tiga aplikator ini untuk mediasi. Enggak tahunya enggak terjadi apa-apa. Sampai akhirnya mereka mengadakan rapat sendiri. Ada apa dengan Menhub dan tiga aplikator ini? Kami merasa dipermainkan," lanjut dia.