Otomania.com - Gendong Mesin Bertenaga 162 DK, Mobil Baru Toyota Alpard KW Ini Enggak Kalah Mewah, Harganya?
Dijual di Indonesia dengan harga tinggi, Toyota Alphard jadi identik dengan tumpakan para kaum berada.
Berdasarkan data di halaman resmi Toyota Indonesia, harga Alpard termurah berada di angka Rp 1.189.200.000 untuk tipe 2.5 X A/T per 19 Desember 2022.
Jika dirasa kemahalan, ternyata ada nih satu mobil China yang mirip banget dengan MPV mewah tersebut yang dibanderol jauh lebih murah.
Namanya Doda V8, kloningan Toyota Alphard ini dibangun pabrikan BAIC Ruili yang bermarkas di Provinsi Yunnan, China.
Kalau kita perhatikan lebih seksama, soal desain sepertinya insinyur desain Doda V8 mencoba menggabungkan detail Toyota Alphard generasi pertama sampai ketiga dalam mobil ini.
Dari fascia depan, bentuk grill besar yang mirip tameng dicomot dari Alphard generasi ketiga (AH30).
Sedangkan bentuk headlampnya yang masih mengotak mengingatkan pada Alphard lawas generasi pertama.
Terakhir, garis pintu dan pilarnya tampak serupa dengan Toyota Alphard generasi kedua.
Baca Juga: Kecelakaan Maut Tol Semarang-Solo, Toyota Alphard Hancur Hantam Buntut Kontainer, 3 Orang Meninggal
Urusan jantung pacu, jangan tertipu dengan namanya membawa embel-embel 'V8', Doda V8 ini menggendong mesin Mitsubishi berkode 4G69 yang berkonfigurasi 4 silinder segaris.
Mesin tersebut serupa dengan Mitsubishi Grandis 2.4 yang pernah dijual di Tanah Air.
Spesifikasi jantung pacu ini berkapasitas 2.378 cc, diklaim punya tenaga 162 dk pada 6.000 rpm dengan torsi 217 Nm.
Soal harga, mengutip dari Carnewschina.com, Doda V8 ini dijual di negara asalnya seharga 229.800 Yuan atau setara Rp 513,9 jutaan (kurs 1 Yuan = Rp 2.236,37).
Kalau mau dibandingkan, dengan kisaran harga segitu, sobat juga bisa mendapat Toyota Alphard bekas lansiran 2015 tipe 2.4 S yang dijual Rp 500 juta.
Penasaran dengan harga Toyota Alphard bekas selengkapnya? Bisa dilihat di halaman pricelist mobil bekas GridOto di Link Ini.
Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
Sumber | : | Carnewschina.com |
KOMENTAR