“Ketika kami mendesain sirkuit, kami akan mengetesnya terlebih dulu menggunakan simulasi komputer,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
“Sehingga kami tahu semua akan sesuai standar ketika mulai membangun sirkuit, penyesuaian tetap mungkin terjadi tapi biasanya hanya hal-hal yang sangat kecil,” imbuh Gemma.
Wanita yang juga menjabat sebagai Strategic Event Planning FEO itu mengatakan, homologasi sendiri akan diberikan pada minggu yang sama dengan balapan.
Ia memastikan, bahwa tenggat waktu tersebut tidak terlalu lambat, melainkan sebuah hal yang normal untuk balapan di sirkuit non-permanen.
Gemma menjelaskan, personil FIA biasanya datang di awal minggu balapan untuk mengecek kondisi, kelengkapan, dan kesiapan sirkuit sebelum memberikan homologasi.
“Homologasinya sendiri adalah untuk FIA Grade 2, yang cocok berdasarkan kecepatan dari mobil yang kami gunakan,” ujar Gemma.
Menjadi menarik, lantaran homologasi untuk sirkuit Formula E sebelumnya adalah FIA Grade 3E.
Menurut aturan FIA Appendix O 2021, sirkuit dengan homologasi FIA Grade 3E adalah untuk mobil listrik dengan rasio berat/tenaga antara 2-3 kg/hp.
Namun, aturan tersebut tampak berubah dengan kehadiran mobil balap Formula E Gen 3 tahun depan yang lebih bertenaga dan ringan ketimbang sebelumnya.
Karena dalam aturan yang sama, kini tertulis homologasi baru yaitu FIA Grade 2E, untuk mobil listrik dengan rasio berat/tenaga antara 1-2 kg/hp.
Dengan tenaga maksimal 470 dk dan berat 840 kg, mobil balap Formula E Gen 3 memiliki rasio berat/tenaga sebesar 1,7 kg/hp yang cocok dengan tingkat homologasi FIA Grade 2E tersebut.
Editor | : | Dimas Pradopo |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR