Baca Juga: Buru-buru ke Lokasi Kebakaran, Mobil Damkar Malah Tabrak Dua Motor, Siapa Yang Salah?
"Dari dalam mereka sempat minta tolong, cuma katanya pintunya terkunci dan saya juga enggak tahu yang mengunci itu anaknya atau siapa," kata dia.
Peristiwa tersebut menyebabkan anak pertama korban merasa tertekan dan sudah ditempatkan di tempat yang aman.
Kemudian, lima korban meninggal telah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Rencananya, jenazah akan dibawa ke kampung halaman mereka di Medan, Sumatera Utara.
Adapun korban jiwa dalam peristiwa ini adalah John Faber Tampubolon (50), Darmawati Simanjuntak (50), Fransiskus Darius (15), Maria AF (13), dan Luis Tampubolon (9).
Sebelumnya, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan mengatakan, pihaknya mendapat laporan kebakaran pada pukul 02.37 WIB.
Setelah mendapat laporan, timnya langsung bergegas ke lokasi kejadian yang berdekatan dengan SMAN 18 Jakarta.
"Obyek yang terbakar adalah bengkel motor, tiga ruko. Ada 1 KK berjumlah 6 orang dan 5 orang meninggal dunia, 3 laki-laki dan 2 perempuan," kata Satriadi, dalam keterangannya.
Menurut Satriadi, korban tidak bisa keluar karena pintu ruko terkunci dari luar.
Baca Juga: Petaka Mindahin Bensin ke Pom Mini, Percikan Api Muncul Hanguskan Rumah, 7 Kendaraan Ikut Gosong
Pintu ruko berjenis rolling door dan dikunci dari luar oleh anaknya yang sedang pergi bermain futsal.
"Korban terkunci di dalam bengkel. Pintu utamanya rolling door yang digembok dari luar oleh anak korban yang sedang pergi bermain futsal," kata dia.
Satriadi mengatakan, kebakaran tersebut diduga akibat korsleting dan kerugian material diperkirakan mencapai Rp 300 juta.
Sudin Gulkarmat mengerahkan 10 unit mobil pemadam dan 50 personel untuk memadamkan api.
Proses pemadaman api rampung sekitar pukul 03.55 WIB.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Lima Korban Tewas Kebakaran Bengkel Motor di Warakas Merupakan Satu Keluarga
Editor | : | Naufal Nur Aziz Effendi |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR