Adapun biaya lisensi F1 tidaklah murah dan jauh lebih mahal dari lisensi MotoGP.
Dikutip dari Reuters, untuk biaya rata-rata lisensi Formula 1 senilai 30,6 juta dollar AS (Rp 418 Milliar) untuk Eropa, dan 40 Juta dollar AS (Rp 547 milliar) untuk luar Eropa per musim.
Jika Indonesia khususnya di Sirkuit Mandalika ingin mengadakan balap F1, maka harus merogoh kocek sebesar 40 juta dollar AS.
Ini berbeda jauh dengan lisensi balap MotoGP yang hadir di Sirkuit Mandalika, yang hanya membutuhkan 9 juta Euro atau 9,7 juta dollar AS (Rp 122 milliar) per musim.
Meski demikian, Sirkuit Mandalika tetap akan mengadakan balapan roda empat dari kunjungan FIA.
Kedatangan Sarwono ini, juga termasuk homologasi Sirkuit Mandalika yang di bulan Oktober mendatang akan menggelar GT World Challenge Asia.
"Setelah sebelumnya kami mendapat homologasi Federasi Motor Internasional (FIM), kami kedatangan inspektor dari FIA untuk menguji kelayakan Sirkuit Mandalika di balapan roda empat," pungkas Sarwono.
Pertemuan Stefano Domenicali dengan Pemrov NTB
President and CEO of Formula 1 Stefano Domenicali sempat bertemu dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat NTB Ridwan Syah, mewakili Pemrov NTB.
Pertemuan tersebut terjadi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada akhir Desember 2021 lalu. Mereka membicarakan soal potensi gelaran F1 di Sirkuit Mandalika.
Dilansir dari Antara, Ridwan Syah menyebut ada beberapa persyaratan teknis lain yang perlu dipenuhi Sirkuit Mandalika.
Beberapa di antaranya, yakni automatic signaling system untuk Marshall, penambahan 26.000 ban bekas (dari Kementerian Industri) dari yang tersedia sekitar 14.000.
Lalu, pelebaran pit garage dengan penggabungan garasi yang ada sekarang dan beberapa peningkatan lain di fasilitas pendukung sirkuit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Sirkuit Mandalika Belum Siap Gelar Balapan F1",
Editor | : | Dimas Pradopo |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR