Soerja menginformasikan, bahwa premium RON 88 saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja.
Volume yang digunakan pun sangat kecil karena kesadaran masyarakat menggunakan bahan bakar minyak dengan kualitas yang lebih baik menjadi salah satu penyebabnya.
Lebih lanjut Soerja mengungkapkan, pemerintah sedang menyusun peta jalan (roadmap) bahan bakar minyak ramah lingkungan di mana Premium dihapus.
Dan nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan bahan bakar yang kualitasnya lebih baik.
"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," ujarnya.
Pemerintah akan berusaha meredam gejolak yang timbul di masyarakat terkait proses shifting Pertalite ke Pertamax.
Perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebesar 14 persen.
Adapun perubahan dari Pertalite ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi karbon dioksida sebesar 27 persen.
Baca Juga: Konsumen Bingung, Isi Bensin di SPBU Disebut Tidak Lagi Terima Uang Tunai, Pertamina Buka Suara
Langkah Pertamina
Editor | : | Dimas Pradopo |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR