Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Siap-siap! Pemerintah Siapkan Kiamat Mobil dan Motor Mesin Bensin di Indonesia, Catat Waktunya

Parwata - Kamis, 21 Oktober 2021 | 19:00 WIB
engunjung menyaksikan pameran otomotif Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019). Pameran otomotif terbesar ini akan berlangsung hingga 5 Mei 2019 mandatang.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
engunjung menyaksikan pameran otomotif Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019). Pameran otomotif terbesar ini akan berlangsung hingga 5 Mei 2019 mandatang.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Otomania.com - Pemerintah Siapkan Kiamat Mobil Motor Mesin Bensin di Indonesia,  Catat Waktunya Kendaraan Peminum BBM Tinggal Kenangan.

Kiamat mobil dan motor bermesin pembakaran dalam, kendaraan berbahan bakar fosil ini di Indonesia hampir pasti terjadi.

Akan ada waktinya kendaraan yang membutuhkan bensin atau bbm diesel di Tanah Air tak boleh lagi dijual.

Hal ini sejalan dengan serius pemerintah mujudkan Net Zero Emission. Pemerintah mengklaim serius mewujudkan komitmen net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. 

Langkah tersebut dilakukan tak hanya menekan polusi udara, tetapi juga penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan.

Baca Juga: Sudah Ada Ratusan Pemesan, Ini Penyebab Hyundai Ioniq Electric Inden Minimalnya Satu Bulan

Stok mobil listrik global mencapai 10 juta unit pada tahun 2020, 41 persen lebih tinggi dari tahun 2019(REUTERS via DW INDONESIA)
Stok mobil listrik global mencapai 10 juta unit pada tahun 2020, 41 persen lebih tinggi dari tahun 2019(REUTERS via DW INDONESIA)

Dalam upayanya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Tengah menyusun peta jalan untuk menghadapi berbagai tantangan serta risiko perubahan iklim di masa mendatang.

Disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

"Transformasi menuju net zero emission menjadi komitmen bersama kita paling lambat 2060," jelas Arifin Tasri, dikutip dari keterangan resminya, Minggu (10/10/2021).

Untuk mengejar target nol emisi tersebut, Arifin mengatakan penggunaan kendaraan listrik pada sektor transportasi menjadi fokus bersamaan dengan pengurangan energi dari fosil.

Selain itu, ada tiga prinsip lainnya yakni, peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

Peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, serta pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).

"Kami telah menyiapkan peta jalan transisi menuju energi netral mulai tahun 2021 sampai 2060 dengan beberapa startegi kunci," ucap Arifin.

Baca Juga: Imut Banget, Nissan dan Mitsubishi Kembali Kolaborasi Bikin Mobil, Kali Ini Si Kecil Yang Iritnya Gak Ada Lawan!

Untuk kendaraan listrik jenis mobil, menurut Arifin ditargetkan populasinya akan mencapai 2 juta unit pada 2030.

Sementara sepeda motor listrik, mencapai 13 juta unit yang akan diiringin lebih dulu dengan menghentikan impor LNG dan 42 persen EBT pada 2027.

Arifin juga menegaskan, pada 2022 akan ada undang-undang EBT untuk mengencangkan penggunaan listrik pada rumah tangga.

Selanjutnya pembangunan interkoneksi, jaringan listrik pintar, dan smart meter pada 2024.

Pada 2031, semua PLTU tahap subcritcal akan pensiun dini dan sudah adanya interkoneksi antar pulau di 2035.

Selanjutnya di 2040, bauran EBT ditergetkan mencapai 74 persen dan tidak ada PLT Diesel yang beroperasi, Lampu LED 70 persen, serta tak ada penjualan motor konvensional dengan prediksi konsumsi linstrik mencapai 2.847 kWh per kapita.

Sementara di 2045, Arifin mengatakan bakal mempertimbangkan penggunaan energi nuklir berkapasitas 35 GW sampai 2060.

Ketika bauran EBT mencapai 87 persen pada 2050, akan dibarengi dengan tidak melakukan penjualan mobil konvensional dan konsumsi listrik 4.299 kWh per kapita.

Terhitung masih 29 tahun lagi, semua kendaraan di Indonesia wajib bertenaga listrik. Masih lama atau sebentar lagi? 

Ilustrasi SPKLU Pertamina di sebuah SPBU di Lenteng Agung.(Dok. Pertamina)
Ilustrasi SPKLU Pertamina di sebuah SPBU di Lenteng Agung.(Dok. Pertamina)

Baca Juga: Hyundai Bilang Mobil Listrik Mirip Pakai Smarphone, Apa Maksudnya?

"Pada 2060 bauran EBT mencapai 100 persen yang didominasi PLTS dan Hydro serta dibarengi dengan penyaluran jaringan gas sebanyak 23 juta sambungan rumah tangga, kompor listrik 52 juta rumah tangga, penggunaan kendaraan listrik, dan konsumsi listrik menyentuh angka 5.308 kWh per kapita," kata Arifin.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Roadmap Pemerintah, 2050 Tak Ada Lagi Penjualan Mobil Konvensional",

Editor : Dimas P
Sumber : Kompas.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa