"Kita tanya kapan bisa dikumpulkan, mau kita cek fisik. Minta waktu seminggu ke depan, tapi tidak ada," ungkap Ansor.
Setelah itu, data yang diserahkan ternyata hanya 56 unit mobil dinas.
"Ya sudah kita ikuti, kami tengoklah kendaraan itu semua. Ternyata yang dihadirkan hanya 33 unit, tapi sepertinya masih tidak (merasa) bersalah," ujar Ansor.
Kemudian, Pansus mengecek kendaraan dinas Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Bupati Kampar.
Catur menggantikan Bupati Kampar Aziz Zaenal yang meninggal dunia pada Desember 2018.
Menurut Ansor, ketika menjabat Wakil Bupati Kampar, Catur menggunakan mobil dinas jenis Toyota Harrier.
Namun, setelah ditelusuri, mobil dinas bupati ada lima unit.
"Saya tanya ada berapa, ada lima (unit) kan? Kata Sekda ada lagi (mobil) Fortuner untuk tamu. Padahal dalam aturannya hanya boleh dua, sedan dan jeep. Sementara ada dinas menjerit kekurangan mobil," sebut Ansor.
Anggota DPRD melalui Pansus Aset ingin menertibkan pejabat yang menggunakan mobil lebih dari dua unit.
Pemakaian lebih dari dua unit dinilai sangat boros dan berlebihan, apalagi kendaraan tersebut dibeli menggunakan uang rakyat.
"Kita mau menertibkan. Sebab, ada pindah kepala dinas, dibawa mobilnya. Ini yang tidak tertib. Lima kendaraan dikuasai, sebaiknya dikembalikan. Mobil kan untuk menunjang kinerja, ke luar daerah ada SPPD, boleh menyewa sesuai golongan dia kepala daerah. Artinya ini double cost," kata Ansor.
"Mobil dinas itu di daerah letaknya, bukan di luar. Di Jogja (mobil dinas Bupati Kampar) apa urusan mobil di sana?" kata Ansor.
Terkait hal ini, Kompas.com sudah beberapa kali mencoba menghubungi Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto untuk meminta klarifikasi.
Namun, nomor yang dituju tidak aktif.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bupati dan Kadis di Kampar Kuasai sampai 5 Mobil Dinas, Ada yang Dipakai Keluarga",
Editor | : | Dimas P |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR