Selain itu lebih simpel karena secara komponen tak lagi perlu dinamo starter konvensional.
Pada saat menyalakan mesin, SMG akan menjadi starter. Tapi ketika motor sudah berjalan fungsinya kembali menjadi sistem pengisian arus listrik ke aki.
Sedang pada sistem Power Assist Hybrid Yamaha, SMG akan diberikan arus listrik tambahan dari aki untuk bergerak layaknya ketika melakukan starting, tujuannya ikut membantu menggerakan roda belakang.
Dorongan dari tenaga listrik ini bisa dirasakan jika pengendara membuka gas secara cepat dan mendadak.
Dorongan tenaganya jelas memberikan performa yang lebih baik ketika menaklukan tanjakan, atau sekedar ingin merasakan akselerasi yang lebih cepat meski hanya terasa 3 detik saja.
Tapi ada satu hal yang memungkinkan Yamaha Grand Filano Hybrid ini dijual lebih murah dari Honda PCX Hybrid.
Yaitu soal penggunaan baterai atau aki untuk sistem hybrid nya. Jika pada Honda PCX Hybrid membutuhkan baterai khusus yang spesifikasinya Lithium-ion.
Pada Yamaha Grand Filano Hybrid hanya menggunakan aki motor biasa.
Spesifikasinya YTZ6V (model B8B1) dan YTZ7V (model B8B2 khusus untuk varian dengan Kick start).
Kedua baterai ini kapasitas tegangannya mirip-mirip yaitu 12 V, 5.0 Ah (B8B1) dan 12 V, 6.0 Ah (B8B2).
Jika melihat spesifikasinya dibandingkan aki yang banyak dipakai sepeda motor lainnya, aki khusus hybrid Yamaha ini punya arus yang lebih besar meski tegangannya sama saja.
Nah, trik inilah yang membuat teknologi hybrid jadi lebih murah. Pasalnya pada Honda PCX Hybrid, harga baterai Lithium-ion saja bisa mencapai Rp 8 jutaan.
Pantesan harganya tak beda jauh dari Honda Scoopy.
Editor | : | Dimas P |
KOMENTAR