Posisi tubuh dan pakaian pembalap saling bersinergi membuat konsep aerodinamika yang bagus.
Saat trek lurus misalnya, kepala pembalap akan menunduk, tangan akan dilipat ke tengah, kaki didekatkan dengan bodi motor, ya seperti yang kita sering lihat saat ini.
Punuk di wearpack ternyata juga memegang peranan saat pembalap melakukan gerakan ini.
Itulah bagaimana punuk dihadirkan produsen baju balap Dainese di 1988.
Awalnya, punuk ini tidak ditujukan untuk aerodinamika, tapi untuk menjaga keselamatan bagian belakang tubuh dan kepala pembalap dengan dibuat dari busa dan karet.
Saat itu pelindung tulang belakang berkembang cepat sebagai part pelindung paling penting selain helm untuk melindungi kepala.
Masih banyak kelemahan yang membuat para produsen berlomba membuat yang terbaik. Selain soal perlindungan, kenyamanan pembalap memakai punuk ini juga harus diperhatikan.
Aman penting, tapi percuma kalau tidak nyaman, itulah yang menjadi pusat perkembangan punuk saat itu.
Baca Juga: Maverick Vinales Gagal Geber YZF-R1 di Tes Privat di Jerez, Kenapa?
Kenyamanan juga menopang keselamatan, material yang lentur tapi kuat terus dikembangkan hingga punggung pembalap sangat aman dari benturan.
Editor | : | Dimas Pradopo |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR