Setiap hari, sehabis subuh Riyan mulai bekeliling untuk mencari penumpang.
Baca Juga: Kisah Devita, Gadis 22 Tahun Lakoni Jadi Sopir Truk dan Operator Ekskavator
Sekitar pukul 09.00 WIB, pria asal Jember ini bekerja membantu di Lab Fisiologi dan Reproduksi Ternak Fapet UGM.
"Sepulang dari lab ngojek lagi sampai pukul 8 malam, baru kemudian pulang,” terangnya.
Sang istri pun tak lantas berdiam diri. Istri Riyan turut membantu untuk menambah penghasilan dengan berjualan nasi kuning.
"Dari semua pemasukan itulah akhirnya kami bisa makan sejahtera, bahkan bisa menabung," ucapnya.
Riyan mengaku banyak pelajaran dari perjalananya. Sebagai driver ojol memang tidak gampang dan melelahkan.
Baca Juga: Kisah Ronald Bisa Selamat Usai Mobil Hancur Masuk ke Jurang, Sabuk Keselamatan Jadi Kunci
"Saya merasakan sendiri bagaimana susah dan lelahnya menjadi driver ojol. Terlebih mereka tidak bekerja keras untuk diri sendiri, ada keluarga yang menunggu mereka di rumah. Makanya ketika dengar cerita ada driver ojol ditipu, saya marah sekali," ungkapnya.
Semua jerih payah dan kerja keras yang dijalaninya bersama istri tak sia-sia.
Proses seleksi dosennya berjalan mulus hingga tahap akhir dan resmi diangkat menjadi dosen pada Februari 2018.
Seiring berjalanya waktu, Riyan pun berpindah ke kontrakan rumah yang lebih layak untuk istri dan anaknya.
Kini, Riyan tengah mengupayakan untuk melanjutkan pendidikan S3-nya di Jepang.
Hal ini sebagai prasyarat dirinya sebagai dosen, yakni dalam kurun waktu 3 tahun setelah dilantik harus sudah kuliah S3.
Ia pun sudah diterima di University of Miyazaki, Jepang. Hanya saja terkendala akibat pandemi Covid-19.
"Oktober ini saya seharusnya sudah berada di sana. Juli kemarin kabarnya pembatasan penerbangan sudah diangkat, ternyata kembali diberlakukan. Akibatnya saya mengurus visa juga tidak bisa sejak Agustus kemarin,” ungkapnya.
Riyan kini terpaksa harus mengambil cuti satu semester dan memulai kuliah tahun depan.
Meski demikian, ia menyebut hal ini tidaklah menjadi masalah, justru menjadi hikmah tersendiri.
"Dengan ini saya tidak perlu mengeluarkan uang untuk tiket pesawat yang terbilang mahal, utamanya dalam kondisi pandemi ini. Saya juga mempersiapkan proposal riset untuk disertasi nanti. Saya juga bisa mempersiapkan kemampuan bahasa saya," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Perjuangan Riyan Nugroho, Berprofesi Driver Ojol hingga Jadi Dosen UGM".
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR