Otomania.com - Belum lama ini, media sosial dihebohkan dengan berita kecelakaan antara Toyota Fortuner dengan Volvo 960 GL.
Kehebohan terjadi karena kondisi kedua kendaraan tersebut benar-benar berbanding terbalik.
Tampak bagian depan Fortuner remuk, bahkan bisa dibilang rusak cukup parah. Sementara Volvo, hanya mengalami kerusakan kecil di bagian bumper, tapi bodi masih utuh.
Volvo memang dijuluki "Tank dari Swedia", karena terkenal dengan bodinya yang kuat. Mobil ini dibekali fitur keselamatan Side Impact Protection System ( SIPS).
Sistem keamanan pasif ini dirancang dengan sangat kuat untuk melindungi kabin dari hantaman saat tabrakan dari samping.
Bahkan, hampir seluruh bagian bodi, lantai, dan atap juga diperkuat lagi.
View this post on Instagram
GOA
Sementara Toyota, dibekali dengan sistem keamanan pasif Global Outstanding Assessment (GOA). Sistem ini diperkenalkan sejak 1995 dan sudah diaplikasikan pada semua mobil Toyota.
Didi Ahadi, Technical Support Division PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, tujuan dari sistem keamanan ini adalah untuk menjaga penumpang tetap aman di area kabin.
"GOA itu teknologi Toyota yang didesain khusus untuk benturan yang diserap secara merata oleh bodi mobil. Sehingga, dapat mengurangi dampak perubahan pada bentuk kabin di berbagai macam kecelakaan," ujar Didi, kepada Kompas.com, belum lama ini.
Jadi, bukan berarti struktur mobil Toyota yang lebih ringkih.
Sebab, hampir semua mobil penumpang sekarang ini didesain untuk menyerap benturan secara lebih baik, bukan meneruskan benturan.
Mudah Penyok
Tidak sedikit masyarakat awan yang menyimpulkan bahwa bodi mobil jaman sekarang lebih gampang penyok meskipun hanya terbentur sedikit, sangat berbeda dengan bodi mobil lansiran tahun 80-an ke bawah.
Perlu diketahui, bodi mobil yang gampang penyok itu merupakan bagian dari sistem keselamatan sebuah mobil.
Dealer Technical Support Dept. Head PT TAM, Didi Ahadi, mengatakan, ada bagian mobil yang dirancang untuk menyerap benturan pada saat terjadinya tabrakan.
“Bagian depan dan belakang mobil adalah bagian yang rawan benturan dan paling sering penyok,” ujar Didi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/7/2020).
Didi melanjutkan, di bagian tersebutlah sebetulnya sebuah bodi mobil didesain dengan sistem keselamatan pengemudi dan penumpang dari risiko fatal saat terjadinya benturan atau yang biasa disebut dengan crumple zone
Perlu diketahui, crumple zone (zona benturan) adalah area di mana kendaraan didesain untuk mengerucut dan mudah berubah bentuk saat tabrakan.
Dengan begitu, energi akan terserap dan mengurangi efek tabrakan yang bisa menyebabkan cedera fatal pada penumpang.
Cara yang benar mengetahui kuat atau tidaknya mobil terhadap benturan adalah dari struktur rangkanya. Setidaknya ada dua struktur rangka pada mobil penumpang, yaitu sasis dan monokok.
Keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu menopang beban kendaraan, termasuk melindungi penumpang dari efek tabrakan.
Namun Didi mengingatkan, ada satu faktor yang bisa mengacaukan itu semua, yaitu kecepatan.
“Sebab, jika kecepatan over, mau safety zone sekuat apapun pasti efeknya akan parah,” ucapnya.
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR