Namun, masalahnya ada dua, karena penumpang tidak tahu dan tidak berani untuk melakukan protes. Sedangkan kalau di luar negeri, misalnya Australia, sudah ada sosialisasi bagaimana harus bersikap ketika menemukan perilaku pengemudi yang tidak benar.
Baca Juga: Bus Sugeng Rahayu Hantam Benteng Takeshi, Sopir Meninggal Penumpang Luka Parah
“Jadi pemerintah, media, dan lembaga konsumen di sana selalu menginformasikan tentang bus-bus yang direkomendasikan berdasarkan performa keselamatan mereka,” kata Jusri.
Jusri mengatakan, apa yang bisa dilakukan oleh penumpang yaitu merekam tindakan berbahaya yang dilakukan pengemudi.
Kemudian pengemudi diberi tahu, walaupun bisa menyebabkan konflik, pilihan terakhir yaitu minta berhenti dan turun dari bus.
“Dengan bukti-bukti tadi sudah cukup untuk membuat tindakan hukum dilakukan, masa mau pilihan hidup kita ada pada pengemudi yang berbahaya,” kata dia.
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR