Otomania.com - Sebagian pemiliki kendaraan ada yang merasa bangga ketika motornya belum pernah turun mesin walaupun angka di odometer sudah jauh.
Biasanya dengan alasan kalau si pemilik rajin merawatanya dan tidak asal-asalan ketika menggunakan motor.
Padahal, hal tersebut justru bisa jadi menimbulkan kerusakan mesin yang lebih serius.
"Itu menyimpan bom waktu sebenarnya, begitu nanti ada masalah, malah banyak komponen yang kena," ungkap Wawan Setiawan, selaku owner bengkel WMC Racing.
"Jadi jangan salah, motor lebih sering diservis besar itu sebenarnya lebih sehat karena sering diteliti, begitu ada kerusakan langsung diperbaiki," imbuhnya saat berada di Pasar Minggu, Jakarta Selatan belum lama ini.
Baca Juga: Suka Lupa Jadwal Ganti Oli Gardan Motor Matik? Ikutin Cara Ini Aja
Lebih lanjut, Wawan menganjurkan sebaiknya servis besar dilakukan setiap 25 ribu kilometer.
Menurutnya, setelah menempuh jarak tersebut ada sebagian komponen di dalam mesin yang kinerjanya sudah mulai berkurang.
"Ketika turun mesin enggak hanya bongkar, bersihkan, lalu pasang lagi. Pasti ada part yang diganti," sebut Wawan lagi.
"Klep enggak mungkin cuma dibersihkan, tapi di-skir, ganti oli, ganti busi. Kemudian ring seher, kampas kopling, rantai keteng dicek semua, kalau sudah lemah harus ganti," sambungnya.
Baca Juga: Ada 6 Tingkatan Teknologi Swakemudi, Mana Saja yang Pernah Kamu Tahu?
Ia menilai, patokan jarak tempuh adalah cara paling tepat untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk servis besar.
"Kalau tahun enggak bisa jadi patokan, karena kalau motor cuma disimpan buat apa servis besar," pungkasnya.
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR