Ditolak klinik
Setelah berhasil menyelamatkan diri, mereka pergi ke klinik untuk mendapatkan perawatan.
Baca Juga: Mobil Bekas Gak Sampai Rp 100 Juta, Dapat Jazz Hingga Innova, Paling Muda Dapat Tahun 2017
Namun, pihak klinik meminta mereka pergi ke rumah sakit.
Akhirnya, mereka melarikan kedua korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM).
"Dah, sekarang dirawat di sini (RSUDAM). Pelurunya itu kayak tembaga kuning," sebut Jerry.
Alfarizi, korban penembakan, mengaku sempat tidak merasakan sakit.
"Pengendara motor Supra itu tiba-tiba teriak 'woy'. Saya kan gak ada masalah. Jadi saya kebut.
Tapi, motor itu masih mengejar. Kemudian datang mobil CR-V putih ikut mengejar kami," beber Alfarizi saat ditemui di RSUDAM.
"Mobil ini tiba-tiba ngeluarin Tembakan dua kali ke arah kawan kami yang bawa motor FU, tapi meleset," tambahnya.
Lantas mobil CR-V tersebut, kata Alfarizi, langsung berhenti mengadang motornya.
"Keluar satu orang terus nembak ke arah saya. Terus Iqbal teriak 'Oy kena tembak'."
"Saya mikir nembaknya sekali dan meleset kena Iqbal. Gak tahu ini (rahang) saya berdarah-darah," ucapnya.
Alfarizi menduga mobil tersebut hendak membegalnya.
"Kayaknya begal. Kalau laporan ke polisi, ini mau laporan."
"Tapi keluarga yang laporan. Saya gak tahu," kata dia.
Alfarizi mengaku merasakan sakit di bagian leher.
"Masih ngenyut di bagian pipi. Kalau Iqbal dah pulang," kata Alfarizi.
Dari informasi yang diperoleh, jenis senjata yang digunakan pelaku adalah airsoft gun.
Baca Juga: Mobil Bekas Gak Sampai Rp 100 Juta, Dapat Jazz Hingga Innova, Paling Muda Dapat Tahun 2017
Sementara, Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Rosef Efendi mengaku belum menerima laporan penembakan misterius itu.
Meski begitu, kata dia, pihaknya sedang melakukan penelusuran kebenaran peristiwa tersebut.
"Motifnya masih kami lidik," katanya menjelaskan kasus 5 pemuda ditembaki di Bandar Lampung tersebut.
Artikel ini telah tayang pertama kali di Tribunlampung.co.id dengan judul "Pria Turun Mobil Langsung Tembaki 5 Pemuda di Lampung, Korban Tak Sadar Pipinya Berdarah-darah".
Editor | : | Adi Wira Bhre Anggono |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR