Otomania.com - Pada balapan MotoGP Jerman (7/7/2019) kemarin, Valentino Rossi harus kembali start dari posisi ke-11.
Tapi tidak seperti MotoGP Jerman tahun 2006, di mana dia memenangkan balapan, tahun ini dia hanya bisa maju ke posisi 8.
Hasil ini tentu tidak akan ditolak oleh Rossi, yang pada 3 balapan terakhir selalu gagal mendulang poin.
Meskipun hasil kemarin pasti terasa jauh lebih baik, hal tersebut tidak menghentikan orang-orang untuk bertanya.
Apakah Rossi sudah terlalu tua alias bangkotan untuk tetap kompetitif?
Baca Juga: Klasemen Pembalap MotoGP 2019: Marquez Nyaman di Puncak, Rossi Digusur Vinales
Dilansir dari GPOne.com, Rossi berkata bahwa usia bukanlah masalah terbesarnya tahun ini.
"Anda tahu masalah saya sekarang? Catatan waktu saya lebih lambat 20 detik dibanding tahun lalu. Bukan 5 tahun lalu, 12 bulan yang lalu," jelas Rossi.
"Tapi saya bisa yakinkan anda semua kalau saya masih ingin balapan dan motivasi saya belum berubah," lanjutnya.
Hal itu tentu bagus, tapi tidak bisa menutupi bahwa tahun kemarin, Rossi masih bisa naik podium 4 kali dari 5 balapan.
Baca Juga: Hasil Balapan MotoGP Jerman 2019: Marc Marquez Sempurna, Valentino Rossi Ke-8
Kalau usia tidak menjadi masalah, rentetan hasil yang agak mengecewakan tahun ini tentu punya penyebab lain, dan Rossi menunjuk setingan motor sebagai pelakunya.
"Saya tidak tahu apa yang salah, saya tidak tahu penyebabnya, tapi saya tidak bisa keluar dari tikungan seperti yang saya mau," ujar Rossi.
"Setingan yang harus saya gunakan tahun ini berbeda sama sekali dengan setelan M1 (motornya) tahun lalu, dan saya serta Morbidelli kesulitan untuk melakukan itu," imbuhnya.
Apakah dia menyesali pilihannya 10 tahun lalu untuk tetap balapan, Rossi hanya memberikan penjelasan singkat.
"Saya bisa pensiun sebagai juara, atau lanjut balapan karena semangat saya masih membara. Saya senang dengan pilihan yang saya ambil," tutup Rossi.
Artikel ini sudah tayang di GridOto.com dengan judul Rossi Menolak Disebut Melempem Karena Tua di MotoGP Jerman, Akhirnya Ceritakan Penyebab Sebenarnya
| Editor | : | Indra Aditya |
KOMENTAR