Otomania.com - Belum lama ini heboh soal pernyataan seorang perihal pengisian ban dengan nitrogen di SPBU.
Dalam sebarannya, orang tersebut merasa tertipu karena tempat pengisian nitrogen di SPBU yang didatanginya masih terdapat tabung kompresor.
Tabung kompresor adalah alat yang dipakai di tempat pengisian ban dengan udara biasa.
Menurut pemahaman orang tersebut, seharusnya tak perlu ada lagi tabung kompresor di tempat pengisian nitrogen karena nitrogen, bersumber dari mesin generator.
Baca Juga : Seberapa Penting Sebenarnya Ban Mobil Atau Motor Diisi Nitrogen?
Pernyataan orang tersebut kemudian menyebar melalui pesan berantai di grup-grup WhatsApp.
Lantas bagimana mendekteksi itu benar nitrogen atau tidak?
Menanggapi hal ini, Febri Atmojo, Manager Goodyear Branded Outlet (GYBO)
Aneka Motor di Bogor berikan tipsnya.
"Untuk mengecek, mintalah montir bengkel menembakkan angin kompresor (yang terasa basah) di telapak tangan," kata Febri saat dihubungi GridOto.com di Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Baca Juga : Belum Banyak Yang Tahu, Fungsi Mesin Kompresor Di Gerai Isi Nitrogen
"Lalu bandingkan dengan angin yang keluar dari kompresor nitrogen, yang seharusnya terasa lebih kering," sambungnya.
Ia menjelaskan, pada dasarnya pengisian nitrogen tetap membutuhkan angin kompresor untuk mendorong nitrogen masuk.
Tetapi sebenarnya dalam tabung nitrogen sendiri ada pemisah antara udara masuk (yang mengandung udara) dan nitrogen yang masuk ke dalam ban.
Ia mengaku, untuk membedakan angin biasa dengan nitrogen cukup mudah.
"Kalau udara biasa dari kompresor unsur kimianya adalah H2O. Maka berarti ada unsur air yang selain bisa menyebabkan karat, juga memiliki titik didih yang menyebabkan ban cepat panas untuk ban dengan waktu pemakaian lama dan jarak yang panjang," paparnya.
Ini Dia pesan berantai yang tersebar di grup WhatsApp
"HATI-2 ISI NITROGEN UTK BAN DI SPBU"*
"Saya nulis ini bukan utk mematikan bisnis pengisian nitrogen di SPBU, saya hanya mengajak para sobat lebih ber-hati². Karena stasiun pengisian *Nitrogen* ini sekarang menjamur di pompa² bensin, kita patut menduga angin nitrogen ini dimanfaatkan oleh oknum pengusaha pompa Nitrogen utk berbuat nakal. Sebab dr pengetahuan banyak kejanggalan.
saya Perhatikan dimana ya nyimpen Bottle Nitrogennya?? ... yang ada kok malah kompressor angin. Aneh kan? Seperti beberapa kali saya coba mengisi, dan juga pagi ini saya memastikan lagi ...
Pertama parkir, saya terkesan dg *"Automatic digital pressure controller"* yg dipakai maka pressure yg diminta akan tepat (itu kalau habis dikalibrasi lho) ... tapi setelah mengisi ban terakhir. Jeerrrrr Kompressor nyala !!!! ...
saya sengaja turun krn di belakang ada mobil dan motor juga ngantri dan saya tanya berapa?
"4 roda 20 ribu pak!"
"lho kok kompressornya nyala? berarti angin dong. "Mas mana bottle Nitrogen-nya?"
Agak bingung si operator menjawab: "Engga pak ... harus pakai kompressor, kalau nggak pakai nggak kuat tekanan NITROGENnya".
hehehe ... "Mas .. Mas .. Nitrogen itu bottle tekanannya 2000 PsiG ... nggak perlu kompressor untuk ngisi ban 35PsiG, tapi ini saya bayar ... tapi bilang juragan mu dagang jangan pakai bohong .. dosa lho !" ... Saya serahkan Rp20 rb, saya dgn tenang naik mobil dan pergi meninggalkan si Mas operator yg mungkin bengong (NITROGEN ASLI TAK PERLU PAKE KOMPRESOR TAPI TABUNG-BOTTLE KHUSUS DG TEKANAN TINGGI)
Belum ada 10 meter saya di jalan, mobil di belakang saya nyalip dgn tekan klakson. Setelah buka jendela ternyata tadi mobil yg ngantri ... sambil ngacungi jempol????
Waah hari ini saya bikin satu pelanggan Nitrogen batal ngisi ... mungkin juga si motor hehe ...
Bayangkan kalau dg alat yg waah ... bisa meraup 15 ribu per mobil ... hanya jual angin cap Nitrogen .. waaah bisnis abal² ini lbh dr lumayan
Maka poro sedulur kalau di jalan ban kurang angin ... ya mampir saja ke TUKANG TAMBAL BAN, tambah angin dgn 5.000 rp sdh bisa utk 4 ban plus dapet terima kasih dr tukangnya ..???? ... Mau bener² isi Nitrogen ? .. masuk saja ke Toko Ban ... minta tambah Nitrogen ... 20 rb oke .. tapi anda dapat Nitrogen langsung dr Botlle-nya .. Semoga ber-hati² ... teliti sebelum mengisi .."
Editor | : | Indra Aditya |
KOMENTAR